By: Azharul Hakim
6 August 2024

| Baca Juga : Waspada! Anak Dapat Terjangkit Diabetes, Begini Kata Dokter

Hal ini juga ditemukan di banyak produk komersial yang tidak secara khusus ditujukan untuk penderita diabetes. Namun, pemanis yang banyak digunakan ini juga dikaitkan dengan masalah perilaku dan kognitif, meskipun penelitian tersebut masih kontroversial.

Aspartam terbuat dari fenilalanin, metanol, dan asam aspartat. Fenilalanin dapat melewati sawar darah otak dan mengganggu produksi neurotransmiter.

Selain itu, aspartam adalah pemicu stres kimiawi dan dapat meningkatkan kerentanan otak terhadap stres oksidatif.

6. Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan bisa berdampak serius pada otak. Penggunaan alkohol kronis mengakibatkan penurunan volume otak, perubahan metabolisme, dan gangguan neurotransmiter, yaitu bahan kimia yang digunakan otak untuk berkomunikasi.

Penderita kecanduan alkohol sering kali mengalami kekurangan vitamin B1. Hal ini dapat menyebabkan kelainan otak yang disebut ensefalopati Wernicke, yang kemudian dapat berkembang menjadi sindrom Korsakoff.

| Baca Juga : Sering Haus Ketika Tidur? Ini Penyebabnya

Sindrom ini ditandai dengan kerusakan parah pada otak, termasuk kehilangan ingatan, gangguan penglihatan, kebingungan, dan ketidakstabilan.

7. Ikan Tinggi Merkuri

Merkuri merupakan kontaminan logam berat dan racun neurologis yang dapat disimpan dalam waktu lama di jaringan hewan. Ikan predator yang berumur panjang sangat rentan terhadap akumulasi merkuri dan dapat membawa merkuri dalam jumlah lebih dari 1 juta kali lipat konsentrasi air di sekitarnya.

Oleh karena itu, sumber makanan utama merkuri pada manusia adalah makanan laut, khususnya makanan laut liar. Setelah seseorang menelan merkuri, merkuri menyebar ke seluruh tubuh, terkonsentrasi di otak, hati, dan ginjal. Pada wanita hamil, juga terkonsentrasi di plasenta dan janin. (*)

Tags:

Leave a Reply