Jumlah penderita infeksi akibat ‘bakteri pemakan daging’ di Jepang dalam enam bulan ini meningkat drastis, jadi 1.019 orang. Dari yang hanya 941 orang pada tahun 2023 lalu. Namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang memastikan, situasi itu tidak membahayakan turis. Baik domestik maupun internasional.
”Bakteri jenis itu sudah ada sejak dulu kala. Hanya saja, kali ini angkanya tidak lazim. Itu terkait erat dengan longgarnya protokol kesehatan pasca Covid-19,” kata juru bicara Kemenkes Jepang.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr Siti Nadia Tarmizi M.Epd membenarkan. ”Sejauh pantauan kami, kasus STSS (Streptococcal Toxic Shock Syndrome, nama infeksi yang di Jepang itu, Red) belum ada di sini,” tegasnya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (28/06) lalu.
Itu berarti bakteri pemakan daging belum ada di Indonesia.
| Baca Juga: Yeay! Madonna Diperbolehkan Pulang Usai Dirawat Akibat Infeksi Bakteri
Awalnya Mirip Flu
Gejala awal STSS mirip flu. Yakni demam tinggi disertai nyeri otot, pusing dan radang tenggorokan. Bila gejala itu lantas disusul dengan muntah, diare, bercak merah di telapak tangan dan kaki, tekanan darah menurun, apalagi disertai kejang, waspada! Bisa jadi itu gejala STSS. Segeralah ke rumah sakit!
Infeksi jenis ini sangat berbahaya dan penularannya semudah flu. Yakni melalui pernafasan. Bila tidak segera ditangani, bisa menimbulkan kematian dalam 1-2 hari. Di Jepang sendiri, 77 orang dari para penderita STSS tahun ini yang meninggal dunia.
Di Amerika Serikat pun, kematiannya juga cepat dan tinggi. Padahal penanganannya tidak sulit, cukup dengan suntikan antibiotik dan diinfus.
Yang menakutkan, bakteri Streptococcus Grup A yang menyebabkan STSS itu bisa masuk ke darah dan mematikan jaringan kulit, serta syaraf. Itulah yang mematikan, atau setidaknya membuat jaringan yang mati harus segera diamputasi agar penderitanya selamat. Itu sebabnya bakteri jenis ini disebut ‘pemakan daging.’
| Baca Juga: Kisah Wanita yang Menjadi Korban Bakteri Pemakan Daging
Mengerikannya lagi, jenis bakteri ini juga bisa masuk lewat luka kecil di kulit atau celah kuku. Dan dia sangat menyukai darah dan jaringan penderita diabetes, peminum alkohol, imunitasnya rendah dan tentu saja yang sedang kena radang tenggorokan.
Hal itu dialami Aimee Copeland asal Atlanta, Amerika Serikat. Pasca 2 tangan, 2 kaki dan perutnya dilahap bakteri langka tersebut, dia menjadi difabel. Beruntung, dia masih bisa diselamatkan, meskipun kondisi saat itu sangat parah.
Kisah Menarik Aimee Copeland selengkapnya ada di Tabloid Nyata, Edisi 2762, Minggu ke I, Juli 2024.
Tags:Aimee Copeland Bakteri Pemakan Daging Kasus Bakteri Pemakan Daging Kasus STSS Kisah Wanita Dimakan Bakteri Pemakan Daging Streptococcal Toxic Shock Syndrom STSS