By: Padnya
4 December 2025

Anya kemudian terhubung dengan beberapa orang pecinta fotografi burung dari Surabaya. Yakni Ani Lestari, Hadnys Setyo Ari dan Priyo. Dari mereka, Anya kali pertama diajak memotret burung Blue-eared Kingfisher di Hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Lumajang.

Demi memotret burung yang biasa disebut burung Raja Udang Meninting itu, Anya Cahyara harus menunggu hingga empat jam di hutan yang sepi, tanpa sinyal. Hanya untuk mendapatkan momen bidikan selama dua menit.

“Sangat melatih kesabaranku yang setipis tisu.Kayak ngapain nunggu tiga sampai empat jam buat satu burung aja. Aku dulu mikir gitu. Ini ngapain sih nunggu burung? Tapi ketika burung itu datang, aku sadar, oh, ini yang bikin seru. Ciptaan Tuhan itu indah banget,” ungkap Anya.

Potret burung zebra woodpacker yang dijepret Anya. Foto: Dok. Pri

Potret burung zebra woodpacker yang dijepret Anya. Foto: Dok. Pri

Meski singkat namun Anya berhasil memotret sekitar 50 jepretan dalam mode burst (bidikan beruntun). Mulai dari potret burung saat makan, mengepakkan sayap hingga bertengger di dahan pohon.

| Baca Juga : Bayi Hewan Misterius Bikin Ulah di Film Live Action ‘Marsupilami’

Momen itu ternyata membuatnya semakin ketagihan. Pada bulan Februari, dia bersama teman-temannya kembali ke TNBTS Lamongan. Dengan bermodalkan kamera pinjaman, Anya berburu foto burung Elang Jawa hingga yang paling langka Zebra Woodpecker.

Untungnya, kegiatan itu juga didukung sebuah perusahaan kamera ternama yang memberikan dukungan penuh berupa gear fotografi senilai puluhan juga. Mencakup tripod Baker TXC, kamera Canon R8, dan lensa Canon RF 200-800mm.

Dengan peralatan canggih itu, ekspedisi Anya pun semakin meluas. Dia menjelajahi hutan di Kulon Progo untuk mengabadikan Tukik Tikus, burung pelatuk terkecil di dunia. Perjalanannya berlanjut hingga ke Sulawesi, di mana ia berhasil memotret burung kacamata yang unik dan hanya ditemukan di pulau tersebut.

Di antara semua bidikannya, Anya mengaku paling sulit memotret Burung Kacamata Sulawesi. Burung seukuran jempol tangan itu dipotret Anya dari jarak 15 meter menggunakan lensa telezoom 800mm.

”Burungnya kecil, jaraknya jauh, dan sangat lincah. Jadi, semakin lincah burungnya, semakin susah difoto. Itu burung tersusah yang pernah aku foto,” ucap Anya menggambarkan kesusahan yang ia alami saat membidik spesies tersebut.

| Baca Juga : Rumah Mirip Shelter, Shahnaz Haque Cerita Perjuangan Anak Jadi Dokter Hewan

Tags:

Leave a Reply