NYATA MEDIA — Pahitnya putus cinta membawa Anya Cahyara ke sebuah ‘pelarian’ yang tak terduga. Yakni jadi fotografer burung liar di belantara hutan.
Dari kegiatan yang ditekuni sejak Desember 2024 lalu itu, Anya telah memotret lebih 50 spesies burung. Dari yang umum hingga langka. Termasuk burung Elang Jawa yang menjadi lambang negara, Zebra Woodpecker (burung pelatuk zebra) di Lumajang, Javan Blue-banded (burung udang kalung biru), burung Tukik Tikus (burung pelatuk terkecil di dunia) di Yogyakarta, serta burung Pitta di Sulawesi Utara.
Hasil jepretan Anya biasa dibagikan di akun Instagram pribadinya. Dalam satu kali posting, unggahan itu selalu berhasil menarik perhatian warganet dengan lebih dari 10 juta penayangan. Popularitas itu membuatnya dikenal sebagai fotografer burung liar.
”Kalau misal orang lain jalan-jalan karena pengen dapat foto-foto outfit bagus, aku jalan-jalan karena pengen dapat foto burung bagus. Apalagi kalau sudah di hutan, internet nggak ada. Aku nggak perlu buka HP sampai ngecek notifikasi. Di hutan aku ngerasa lebih rileks, nggak ada beban pikiran sambil ngelihat ciptaan Tuhan,” kata Anya saat ditemui Nyata di kawasan HR. Muhammad Surabaya, beberapa waktu lalu.
| Baca Juga : Cerita Isvara, Siswi SDN Kaliasin 1 Surabaya Budidaya 1.900 Pacar Air Diolah jadi Minuman Herbal
Mulanya Anya belajar teknik fotografi secara otodidak dengan menonton tutorial di Youtube. Lambat laun, minat itu dia bawa ke jalur pendidikan yang relevan dengan memilih bersekolah di SMKN 1 Surabaya jurusan Broadcasting.
Di sana Anya belajar menjadi news anchor, MC, juga mendalami produksi film, fotografi, editing, hingga audio visual. Setelah lulus SMK, Anya semakin mahir ‘memegang’ kamera. Dia pun percaya diri ‘menjual’ keahliannya sebagai fotografer freelance. Memotret acara pernikahan, kelahiran, dokumentasi perusahaan, hingga personal profile.
Lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya tahun 2023, Anya Cahyara menjadi content creator. Dia kerap membagikan konten terkait tips fotografi hingga wisata alam dengan 390 ribu pengikut.
Namun, di penghujung tahun 2024, tepatnya bulan Desember, Anya berada di titik jenuh. ”Kebetulan di masa-masa itu aku juga baru mengalami patah hati. Terus aku ingat kalimat ‘alam akan menyembuhkan’,” tutur Anya.
Anya (kiri) bersama geng fotografi burung. Foto: Dok. Pri
| Baca Juga : Kisah Reno, Anjing K9 Gugur saat Mencari Korban Longsor di Sumatera
Titik jenuh inilah yang mendorong wanita berusia 25 tahun itu terjun ke dunia wildlife photography (fotografi alam liar). Meskipun dia bisa saja mengabadikan berbagai jenis hewan, Anya justru merasa lebih tertantang untuk fokus memotret burung.
Tags:Fotografer satwa liar Surabaya
