Diagnosis dan Penanganan Endometriosis

Apabila mengalami gejala endometriosis, Luki menyarankan kita untuk melanjutkan ke tahap diagnosis. Diagnosis dapat dilakukan melalui ultrasonografi atau USG transvaginal atau transrektal. Selain itu, kata Luky, diagnosis dapat dilakukan melalui MRI.

Jika telah ditemukan diagnosis melalui USG atau MRI, penanganan yang pertama dianjurkan oleh Luki adalah obat hormonal. Apabila gagal, opsi selanjutnya yang disarankan oleh medis adalah operasi pembedahan.

Obat Hormonal Pasien Endometriosis

Obat hormonal merupakan obat yang diberikan kepada penderita endometriosis dengan tujuan meredakan nyeri dan menghambat pertumbuhan.

Obat ini diberikan untuk penggunaan jangka waktu yang panjang hingga bertahun-tahun. Luki mengungkapkan bahwa obat hormonal sudah teruji klinis aman untuk dikonsumsi penderita dalam jangka waktu yang panjang. Dia, menjelaskan, racikan obat hormonal ini berbeda dengan obat lainnya. Kandungan yang terdapat di dalam obat hormonal diracik sedemikian mungkin untuk menekan hormon dengan jumlah yang tepat.

Endometriosis merupakan penyakit yang progresif (bisa berkembang menjadi lebih berat). Selama pengobatan dengan obat-obatan, pasien harus tetap selalu melakukan kontrol untuk evaluasi perburukan endometriosis.

|Baca Juga: Bahaya Filler Bibir Kupu-Kupu yang Sedang Digandrungi Seleb Hollywood

Operasi Pembedahan Jadi Opsi Terakhir

Apabila tahap penanganan pertama yakni penggunaan obat hormonal gagal, opsi selanjutnya yang disarankan Luki adalah operasi pembedahan.

Operasi hanya dilakukan jika gagal terapi hormonal atau endometriosis menyebabkan gangguan pada organ lain, seperti saluran kemih atau usus.

Operasi pembedahan endometriosis dapat dilakukan menggunakan prosedur laparoskopi. Prosedur laparoskopi merupakan gold standart untuk tindakan pembedahan pada endometriosis. Prosedur ini yang memungkinkan ahli bedah untuk mengakses bagian dalam perut dan panggul tanpa harus membuat sayatan yang besar di kulit.

Setelah operasi, obat hormonal jangka panjang juga diberikan pasca operasi untuk mencegah kekambuhan. Luki mengungkapkan bahwa operasi tidak menutup kemungkinan endometriosis dapat terjadi lagi. Menurutnya banyak pertimbangan yang harus diperhatikan sebelum memilih opsi operasi pembedahan endometriosis. Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah usia dan cadangan sel telur. Setelah melakuan operasi, cadangan sel telur kemungkinan akan habis.

Apabila pasien masih dalam usia muda dan tidak memiliki cadangan sel telur yang cukup, maka besar kemungkinan pasien tidak dapat hamil di kemudian hari. Hal itu tentu membutuhkan pertimbangan yang matang.

Hal lain yang perlu diperhatikan menurut Luki adalah dapat timbulnya penyakit lain yang juga menyebabkan gangguan kesuburan, serta yakin bahwa keputusan ini merupakan keinginan pasien. (*)

Tags:

Leave a Reply