Pertama, penolong harus memeriksa kesadaran korban, merasakan ada tidaknya udara yang keluar lewat hidung, dan memeriksa denyut nadi. Setelah benar-benar tidak ada napas yang keluar, dan tak ditemukan denyut nadi, BLS bisa dilakukan.
Baca juga: Sukses Latih Pertolongan Pertama pada Henti Jantung, BLS VI Luluskan 2000 Orang Lebih
Sebaiknya BLS dilakukan oleh beberapa orang. Agar ketika lelah, penolong bisa digantikan oleh orang lain. BLS bisa dihentikan ketika petugas medis telah datang.
”Setelah membaringkan korban di tempat yang datar, bebaskan jalan nafas
dan lakukan pijat jantung dengan hitungan 100-120 kali per menit,” tambahnya.

Para peserta juga mendapat materi penyakit jantung koroner, dan serangan jantung akut oleh dr. Jeffrey Daniel Adipranoto Sp. Jp (K) FIHA. Agar para peserta tidak salah menangani korban dalam keadaan gawat darurat, sebelum dibawa ke rumah sakit.

Tak hanya materi, peserta juga wajib praktik BLS secara langsung, dan juga ujian untuk dipilih sepuluh peserta terbaik.
”Dengan diselenggarakan pelatihan BLS ini, harapannya akan semakin
banyak korban berhasil diselamatkan, jika terdapat kejadian gawat darurat di tempat umum,” ujar Joshie Halim, Ketua Permit Jawa Timur. (gan/ade)
Basic Life Support BLS