By: Naomi Nilawati
3 June 2024

Johan mengingatkan, bila seseorang mengalami nyeri ulu hati atau rasa badan tidak enak bahkan keringat dingin yang tidak biasa, segera konsultasi ke dokter. “Bila mengalami gejala seperti itu lebih baik ke dokter. Agak parno sedikit nggak apa-apa lebih baik dibawa ke rumah sakit,” papar Johan.

Selain itu, pasien dengan diabetes melitus untuk kontrol gula darah. “Sumbatan pada penyandang diabetes dengan gula darah tidak terkontrol bisa saja tidak ada gejala,” ujarnya.

Namun, pada kondisi neuropati diabetik yang menyerang saraf perifer, nyeri dada yang timbul bukanlah karena sakit jantung. “Saat jantung kekurangan aliran darah, kekurangan makanan, maka akan kirim pesan ke otak. Dari otak akan kirimkan sinyal ke kita, bisa kirim ke bagian tubuh mana saja, misalnya tulang belakang yang dirasakan sebagai sensasi nyeri,” papar Johan.

Sementara pada hipertensi, kemungkinan timbul karena gaya hidup atau genetik. Johan mengatakan, “Harus dideteksi dulu apa penyebab hipertensi, apakah karena lifestyle atau genetik. Kalau karena gaya hidup, dengan pengaturan makan dan olahraga, mengurangi berat badan mungkin tekanan darah bisa turun. Namun jika sudah melakukan perubahan gaya hidup namun tekanan darah tak kunjung turun, selama menunggu tensi normal perlu diintervensi dengan obat.”

| Baca Juga: Pedangdut Senior Connie Nurlita Meninggal Dunia. Diduga Alami Serangan Jantung

Faktor risiko serangan jantungnya adalah kolesterol tinggi. Menurut Johan, untuk kasus kolesterol LDL (kerap disebut kolesterol jahat) mencapai angka 190 apa pun alasannya harus diberi obat. Untuk kolesterol total misalnya 180, maka diupayakan dulu dengan intervensi pengaturan pola makan.

“Misalnya batasi makanan berlemak, bertepung. Kemudian dilihat selama satu bulan, apakah turun atau tidak. Jika tidak turun berarti kemungkinan faktornya genetik, harus dibantu dengan obat,” jelas Johan.

Lebih jauh, Johan juga menyoroti pembentukan plak di pembuluh darah di usia muda, bahkan di usia 10 tahun. “Aterosklerosis sudah mulai usia 10 tahun menurut riset. Progresivitas beda tiap orang. Ada yang landai sampai usia 70 tahun cuma progress 10 persen. Ada yang cepat, tergantung faktor risiko,” ujarnya.

Bagi orang dengan kolesterol tinggi karena genetik atau diturunkan dalam keluarga sebaiknya melakukan deteksi dini, misalnya dengan CT Scan. “Dengan alat CT Scan akan ketahuan apakah ada benih kolesterol tinggi. Jika memang ada, akan dikasih obat untuk mencegah penumpukan plak,” ujar Johan. (*)

Tags:

Leave a Reply