By: Farah Yumna
3 January 2025

Kertas dari buku manual pesawat Boeing 737. Foto: Dok. YouTube MBN News

Kertas dari buku manual pesawat Boeing 737. Foto: Dok. YouTube MBN News

Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea menyatakan bahwa salah satu penyebab pesawat mengalami kecelakaan karena bird strike (menabrak burung) yang merusak mesin. Pilot sempat mendeklarasikan mayday (sinyal darurat level tertinggi) beberapa menit sebelum kecelakaan terjadi.

Lembaga pemerintahan itu dalam pernyataan terbaru menjelaskan bahwa saat kedua mesin tidak berfungsi, sistem hidrolik mengalami kerusakan, bisa memengaruhi roda pendaratan. Namun, saat semua sistem rusak, ada tuas manual yang bisa digunakan.

Hal serupa juga disampaikan oleh pakar penerbangan di Universitas Katolik Kwandong, Jeong Yun Sik, yang mengatakan, “jika kedua mesin dan sistem hidrolik tidak berfungsi, pilot harus mengandalkan kontrol manual berbasis kabel.”

| Baca Juga : Begini Kondisi Dua Awak Kabin Pesawat Jeju Air yang Selamat

“Itu membutuhkan kekuatan fisik yang signifikan. Kemungkinan pilot dan kopilot bekerja sama mengendalikannya,” lanjutnya.

Pilot yang menerbangkan pesawat Jeju Air tersebut diketahui adalah Kapten Han yang berusia 45 tahun. Sebelumnya dia bertugas di Angkatan Udara dengan pengalaman jam terbang lebih dari 6.800 jam.

Kapten Han bergabung dengan Jeju Air pada 2014 dan dipromosikan menjadi kapten pada 2019. Di mata rekan-rekannya, dia dikenal sebagai pilot yang profesional dan selalu mengutamakan keselamatan.

Sementara itu, black box pesawat yang mengalami kerusakan akan dirikim ke U.S. National Transportation Safety Board (NTSB) di Washington untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan. (*)

Tags:

Leave a Reply