By: Kontributor
9 February 2023

Gempa susulan dan jalan-jalan yang terblokir begitu menghambat upaya penyelamatan. Sedangkan skala bencana yang begitu luar biasa membagi sumber daya dan peralatan.

Suhu di bawah nol derajat celcius membuat beberapa orang yang terperangkap mungkin telah tewas akibat hipotermia sebelum berhasil diselamatkan.

Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan, mengatakan bahwa ada 13 juta warganya yang terkena dampak dari musibah ini. Ia kemudian juga mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di sepuluh provinsi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah keseluruhan orang yang terkena dampak di Turki dan Suriah mencapai 23 juta orang.

Di Hatay, Turki, para korban selamat mengatakan bahwa mereka dapat mendengar suara orang-orang minta tolong dari bawah reruntuhan. Seorang penyintas, Nurgul Atay, mengatakan bahwa ia dan yang lain telah berusaha untuk menyelamatkan ibunya. Tetapi, mereka tidak dapat memindahkan lempengan beton yang berat. Ia juga mengatakan bahwa ia bisa mendengar suara ibunya yang sedih.

“Ibuku berusia 70 tahun, dia tidak akan mampu bertahan lama,” kata Nurgul menambahkan.

Seorang penyintas lain, Deniz, mengatakan bahwa banyak korban membuat suara-suara meminta pertolongan tapi tak ada yang datang.

“Mereka berteriak-teriak. Mereka berkata ‘Selamatkan kami!’, tetapi kami tidak bisa menyelamatkan mereka. Bagaimana kita akan menyelamatkan mereka?” ungkap Deniz.

Foto: Dok. DailyMail

Beberapa dari mereka yang terjebak di bawah reruntuhan meninggalkan berbagai pesan pilu dan putus asa di sosial media. Di Twitter, Instagram, Facebook, banyak dari mereka meminta pertolongan.

Gempa pertama berekekuatan 7,8 SR mengguncang pada Senin (6/2) dini hari. Guncangan yang begitu tiba-tiba datang memaksa para penyintas untuk melarikan diri dari rumah mereka yang runtuh dengan mengenakan piyama saja. Bahkan banyak dari mereka tak menggunakan sepatu ataupun mantel. Gempa susulan bergemuruh selama berjam-jam saat upaya penyelamatan berlangsung. Kemudian gempa kedua berkekuatan 7,5 SR mengguncang pada sore harinya. Gempa kedua ini merobohkan bangunan-bangunan yang sebelumnya telah rusak akibat gempa pertama.

Jalan-jalan penyeberangan perbatasan telah terblokir dan di beberapa lokasi hancur, membuat upaya bantuan menjadi lebih sulit. Para korban yang selamat berusaha mencari tempat berlindung, di dalam mobil atau tenda-tenda darurat di atas tanah yang membeku. Sementara itu tim penyelamat harus terus menggali bahkan terkadang menggunakan tangan kosong.

|Baca Juga:Dikabarkan Bangkrut, Lesti-Billar Beri Donasi Ratusan Juta untuk Korban Gempa Cianjur

Tags:

Leave a Reply