By: Naomi Nilawati
2 December 2025

NYATA MEDIA — Trinity Entertainment Network berkolaborasi dengan Trinity Youth Symphony Orchestra (TRUST) dan Indonesia Kaya menghadirkan Musikal Perahu Kertas, sebuah produksi panggung yang hangat, emosional, dan penuh sentuhan jiwa.

Produksi ini bukan sekadar adaptasi dari novel legendaris Perahu Kertas karya Dee Lestari. Ia adalah perjalanan baru, sebuah panggilan untuk kembali memeluk mimpi. Musikal ini akan hadir pada 30 Januari hingga 15 Februari 2026 di Ciputra Artpreneur, dengan 21 pertunjukan.

Mengangkat tema “Hidupkan Lagi Mimpi-Mimpi”, musikal ini menjadi langkah perdana Trinity Entertainment Network memasuki panggung pertunjukan.

Setelah bertahun-tahun menjadi rumah bagi deretan karya musik, kini mereka melompat ke dunia seni pertunjukan dengan keyakinan penuh.

| Baca Juga: Deretan Serial Netflix Terlaris Sepanjang Masa, Mana Favoritmu?

“Kami memiliki visi untuk mengembangkan dan memajukan industri seni dan hiburan Indonesia dan berkomitmen untuk terus beradaptasi di tengah industri yang dinamis. Setelah sukses dengan lagu Perahu Kertas sebagai salah satu karya paling populer dari label kami, menghadirkan Musikal Perahu Kertas merupakan wujud nyata dari mimpi kami dalam memperluas cakrawala kreatif dan membawa musik kami hidup di atas panggung. Dan sebagai pendatang baru di dunia musikal, keberanian kami juga tumbuh karena dorongan Indonesia Kaya yang telah lama membangun ekosistem seni pertunjukan di Indonesia,” ujar Yonathan Nugroho, CEO Trinity Entertainment Network.

Di titik itu, terasa jelas bahwa musikal ini bukan hanya proyek seni. Ia adalah perjalanan lintas mimpi, mimpi para kreator, para musisi, para penari, para pembaca, dan tentu saja para penonton yang kelak akan memenuhi teater.

Di balik layar, tiga produser, Billy Gamaliel, Eunike Elisaveta, dan Chriskevin Adefrid, menjadi jantung yang menggerakkan musikal ini.

Billy Gamaliel menggambarkan panggung itu sebagai rumah bagi banyak mimpi yang berkumpul.

“Kami ingin menghadirkan panggung yang tidak hanya indah dilihat, tetapi juga menggugah hati penonton. Kami berharap Musikal Perahu Kertas akan menjadi pengalaman pertunjukan yang istimewa, bukan hanya karena ceritanya yang legendaris, tapi karena semangat kolaboratif yang melibatkan begitu banyak insan kreatif yang bersama-sama menghidupkan lagi mimpi-mimpinya,” ujarnya.

| Baca Juga: Talak Tak Kunjung Jatuh, Inara Rusli Laporkan Insanul Fahmi

Bagi Dee Lestari, Perahu Kertas bukan sekadar cerita. Ia adalah bagian hidup. Sang penulis kembali menyusuri jejak perjalanan tokoh-tokohnya, seperti melihat anak-anak pikirannya tumbuh di rumah baru.

“Perahu Kertas adalah karya yang banyak memberikan banyak awal baru bagi saya. Kisah ini pertama kali saya tulis di bangku kuliah pada tahun 1996 dan baru diterbitkan 12 tahun kemudian, di tahun 2008. Setelah menjadi film, kini saya mewujudkan mimpi untuk melihatnya hadir di panggung musikal,” ujar Dee.

Ia mengungkapkan. “ Hingga saat ini, Perahu Kertas menjadi salah satu karya saya yang paling banyak dibaca, dan saya berharap versi musikal ini dapat menyentuh lebih banyak hati dan mengajak penonton untuk berani hidupkan lagi mimpi-mimpi mereka.”

Ada semacam takdir yang terasa di sana, sebuah lingkaran yang akhirnya kembali menemukan titiknya.

| Baca Juga: 3 Artis Korea Menikah di Bali, Terbaru On Joo Wan dan Minah Girl’s Day

Kugy dan Keenan: Dua Jiwa, Satu Semesta

Di panggung nanti, penonton akan kembali bertemu Kugy, si penulis dongeng yang menjadikan imajinasi sebagai rumah, dan Keenan, pelukis jenius yang hidup dalam bayang ekspektasi.

Dua jiwa seni yang bertemu tanpa direncanakan, seolah semesta memberi jeda, memberi ruang untuk saling menemukan.

“Cerita pertunjukan ini kami adaptasi sepenuhnya dari novel Perahu Kertas. Di atas panggung, kami tidak hanya menampilkan kisah cinta antara dua tokoh, tetapi juga perjalanan mereka dalam mengenal diri dan menerima kenyataan. Penonton akan diajak melihat bagaimana cinta, keluarga, sahabat, dan mimpi terjalin erat dalam perjalanan hidup yang kadang berputar tapi selalu menemukan arah kembali,” tutur Widya Arifianti, Penulis Naskah Musikal.

Ada harapan bahwa siapa pun yang menonton nanti, entah yang sedang kehilangan, mencari arah, atau merindukan mimpi lamanya, akan melihat secercah dirinya dalam perjalanan Kugy dan Keenan.

| Baca Juga: Terkuak, Ada KDRT di Balik Perceraian Eza Gionino dan Meiza Aulia

Gerak, Musik, dan Ritme Emosi

Sutradara sekaligus koreografer Venytha Yoshiantini menyiapkan panggung yang bukan hanya dipenuhi gerak, melainkan juga denyut perasaan. Melalui koreografi, ia ingin penonton merasakan ritme batin dua tokoh utama.

Dari sisi musik, dua komposer Ifa Fachir dan Simhala Avadana menciptakan musik orisinal yang merangkum semangat Perahu Kertas.

Lagu utama Perahu Kertas yang dipopulerkan Maudy Ayunda akan menjadi jembatan emosi sepanjang pertunjukan.

Lagu-lagu seperti Milyaran Manusia, Dua Manusia, Tahu Diri, dan Langit Amat Indah turut memperkaya dinamika cerita. Musik ini diramu dengan arahan Nathania Karina sebagai Pengarah Musik dan Ivan Tangkulung sebagai Penata Musik. (*)

Tags:

Leave a Reply