By: Azharul Hakim
2 October 2025

NYATA MEDIA — Suasana terik di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berubah menjadi hujan tangis pada Kamis (2/10). Air mata orangtua santri pecah setelah mereka dikumpulkan dalam rapat asesmen terakhir pencarian korban.

Salah satu poin utama pembahasan adalah penggunaan lima unit alat berat yang sudah terparkir di sekitar ponpes.

Seperti diketahui, fase golden time atau fase kritis korban akan berakhir pukul 16.00 WIB, sore ini.

Fase golden time merupakan periode kritis penyelamatan korban dalam bencana tertentu, termasuk dalam kasus korban tertimbun reruntuhan. Dalam hal ini, korban masih bisa selamat jika berhasil dievakuasi dalam kurun 72 jam sejak peristiwa terjadi.

| Baca Juga : Hari ke-3 Evakuasi Korban Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny, 5 Santri Meninggal

Seusai menghadiri rapat asesmen, para orangtua santri menangis di posko informasi. Sebagian dari mereka duduk dengan tatapan kosong beralaskan kardus, sebagian lainnya bersandar di dinding, ada pula yang memanjatkan doa.

Tangis orang tua santri. Foto : Azharul Hakim/Nyata

Tangis orang tua santri. Foto : Azharul Hakim/Nyata

Bahkan, beberapa orangtua ada yang menangis histeris sampai harus ditenangkan kerabat maupun petugas di lapangan.

Sementara petugas mulai memperluas area sterilisasi di halaman ponpes. Area yang biasanya dibuat wali santri dan masyarakat untuk memantau jalannya evakuasi dari sisi timur pesantren, kini sepi.

| Baca Juga : Dua Santri Ponpes Al Khoziny Berhasil Dievakuasi, Korban Meninggal Bertambah

Keamanan pun diperketat. Sejumlah petugas gabungan mulai dari Tim Basarnas, TNI, Polri dan relawan bersiaga di garis pembatas atau larangan masuk. Bahkan, awak media juga dilarang melewati.

Diberitakan sebelumnya pada Rabu (1/10) malam, sebanyak tujuh santri berhasil dievakuasi. Namun, dua di antaranya meninggal dunia.

Santri pertama berhasil dievakuasi pada pukul 14.48 WIB. Namun, korban meninggal dunia itu belum diketahui identitasnya.

Selanjutnya, korban bernama Syelendra Haical Raka dievakuasi pada pukul 15.22 WIB.

| Baca Juga : Mengenal Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Pesantren Tertua di Jatim yang Kini Diterpa Musibah

Korban ketiga, Muhammad Wahyudi dievakuasi pada pukul 18.05 WIB. Disusul Alfatih Cakra Buana pada pukul 18.41 WIB.

Sementara korban kelima dievakuasi pada pukul 19.01 WIB. Namun, meninggal dunia dan belum diketahui identitasnya.

Kemudian, pada pukul 19.16 WIB, korban bernama Taufan Saputra Dewa berhasil dievakuasi.

Terakhir, Saiful Rozi dievakuasi pukul 20.20 WIB. Dia diduga mengalami fraktur dan harus menjalankan perawatan intensif di RSUD Notopuro.

| Baca Juga : Evakuasi Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny: 15 Santri Masih Terjebak, 7 Terindikasi Hidup

Direktur Pencarian dan Pertolongan Basarnas. Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, menjelaskan 7 korban yang berhasil dievakuasi hari ini ditemukan di area Sektor A1 dan A4.

Sektor A4 merupakan area pencarian yang baru dipetakan oleh Tim SAR. Sektor tersebut kondisinya tertutup beton yang mengharuskan dijebol oleh petugas.

“Sektor A4 tambahan, sebelah kanannya sektor A1. Itu tertutup reruntuhan beton, nah beton itu kita jebol, kita akses,” ujar Bramantyo pada Rabu (1/10) malam.

Diketahui, bangunan musala di ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025). Saat kejadian, ratusan santri yang tengah salat Ashar berjamaah tertimpa reruntuhan ketika bangunan tengah dicor.

Menurut keterangan warga sekitar, debu tebal membumbung tinggi setelah terdengar suara gemuruh seperti gempa.

“Habis itu para santri teriak-teriak minta tolong,” kata warga setempat, Aulidia, kepada Nyata Rabu (1/9).

Hingga Rabu (1/10) malam, dilaporkan sebanyak 108 orang menjadi korban tragedi ini. Dari jumlah tersebut, 5 dilaporkan meninggal dunia dan 103 korban selamat. Sementara total korban yang berhasil dievakuasi SAR adalah 18 orang. (*)

Tags:

Leave a Reply