Yang menarik perhatian, Komitmen NES terhadap keberlanjutan tidak berhenti di sisi produksi. Lewat inisiatif seperti koleksi Batik Baik, yang menggunakan bahan daur ulang dan teknik cetak dari barang bekas, NES memperkuat posisi fesyen sebagai alat edukasi dan aksi nyata. Motif Pohon Kehidupan menjadi simbol khas NES, mewakili keterhubungan antara manusia, alam, dan budaya.
Tak hanya itu, NES juga aktif dalam gerakan sosial dan lingkungan seperti Gerakan Indonesia Bersih dan Jakarta Tanpa Sedotan, memperkuat pesan bahwa mode bisa sekaligus menjadi sarana perubahan dan kepedulian.
Mahakirti Patchwork Agung dari Perca dan Warisan Candi
Pada hari yang sama, desainer Brilianto juga mencuri perhatian dengan koleksi bertajuk “Mahakirti”, yang berarti karya agung, besar, atau mulia dengan nilai tinggi. Dalam 40 busana siap pakai (ready to wear) untuk pria dan wanita, Brilianto menerjemahkan keindahan arsitektur candi ke dalam teknik patchwork yang rumit namun elegan.
Lulusan terbaik dari Young Creator Indonesia Fashion Institute 2016 ini menggunakan limbah kain perca sebagai bahan utama, merangkai potongan kecil menjadi busana glam streetwear yang modern namun bernuansa heritage.
“Mahakirti adalah bentuk penyempurnaan patchwork yang menggabungkan budaya tradisional dan modernitas dalam satuan konsep glam streetwear,” jelas Brilianto. (*)
Tags:batik desainer Brilianto JF3 2025 JF3 Fashion Festival Limbah Kain Perca NES Streetwear