Panggung Jakarta Fashion & Food Festival (JF3) 2025 kembali menjadi saksi perayaan kreativitas dan keberagaman budaya Indonesia. Salah satu sorotan utama datang dari NES by HDK, label fashion premium yang konsisten mengusung nilai-nilai keberlanjutan, sosial, dan budaya dalam setiap karya.

Di bawah arahan kreatif Helen Dewi Kirana, NES mempersembahkan koleksi terbarunya yang bukan sekadar busana, melainkan representasi filosofi hidup yang dalam dan bermakna.

Koleksi terbaru NES yang diberi tajuk Heritage Remix menampilkan 24 busana yang merayakan kekayaan tekstil tradisional seperti batik, tenun Makassar, dan ikat celup, dikemas dalam desain modern yang relevan dengan gaya urban masa kini.

Teknik shibori yang digunakan memberikan tampilan visual yang dramatis, sekaligus memperkuat karakter tiap kain sebagai karya seni yang unik.

| Baca Juga: Didominasi Busana Hitam, 5 Artis Ini Tampil Beda di Resepsi ke-2 Luna Maya

Kehadiran tenun Makassar menjadi pusat perhatian dalam koleksi ini, diangkat sebagai simbol kekuatan lokal yang layak diapresiasi di tingkat global. NES membuktikan bahwa warisan budaya tidak hanya bisa dilestarikan, tetapi juga ditafsirkan ulang secara kreatif untuk menyentuh audiens masa kini.

Tak hanya menyuguhkan estetika, NES juga mengusung pesan sosial yang kuat melalui kehadiran aksesoris buatan warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Tangerang, hasil program pembinaan NES bekerja sama dengan Imigrasi dan Pemasyarakatan RI (Imipas).

“Jadi kita diundang Imipas untuk memberi pembinaan di lapas. Kita ajarkan para warga binaan tiga teknik yakni jahitan Sashiko, ikat celup, dan pembuatan aksesoris seperti bros yang dipamerkan hari ini,” kata Helen di Summarecon Mall Serpong, Kamis (31/7).

Sekitar 60 warga binaan perempuan berusia 20–30 tahun terlibat dalam proses ini. “Saya sedih melihat semua itu, tapi saya juga tidak mau kasihan karena warga binaan. Jadi saya dorong mereka kalau benar-benar serius membuat karya, ini bisa dijual dan dipamerkan di fashion show. Ternyata mereka mau dan semangat,” tambahnya.

Beberapa hasil karya warga binaan sudah berhasil dijual dengan harga Rp300 ribu hingga Rp500 ribu, menjadi bentuk nyata dari pemberdayaan ekonomi dan kepercayaan diri. “Mereka sudah mendapatkan hasilnya berupa uang. Mereka juga bangga dengan barang buatan mereka sendiri,” ujar Helen.

| Baca Juga: Karakter Imajinatif Menyatu dalam Fashion Anak Versi Martcellia Liunic

Fesyen sebagai Wadah Edukasi dan Aksi Nyata

Tags:

Leave a Reply