Anak Sutrisno mendapat perundungan di lingkungan tempat dia tinggal. Hal tersebut diungkapkan pemilik toren air berisikan mayat yang ditemui secara langsung di kediamannya kawasan Gang Samid Sian, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada, Kamis (30/05) sore.

Itu malah dari temen-temennya. Temen-temen anak saya ngecengin,” kata Sutrisno, pemilik toren air yang di dalamnya ditemukan mayat membusuk.

Anak dari pria 46 tahun itu mendapat perundungan berupa hinaan. Hal tersebut lantaran anaknya yang sempat mandi dengan air toren berisikan mayat. “Yaaa, si Apip (panggilan nama anak Sutrisno) mandi pakai air mayat, ” kata Sutrisno.

| Baca Juga: Heboh! Penemuan Mayat di Toren, Airnya Sempat Dipakai Nyuci-Mandi

Sebelumnya telah diberitakan bahwa, terdapat temuan mayat di toren air milik keluarga Sutrisno (46) di kawasan Gang Samid Sian, Pondok Aren, Tangerang Selatan pada, Senin (27/05) lalu.

DIBERI GARIS KUNING: Lokasi kejadian penemuan mayat dalam toren air di Pondok Aren. (Foto: Irfan/Nyata)

DIBERI GARIS KUNING: Lokasi kejadian penemuan mayat dalam toren air di Pondok Aren. (Foto: Irfan/Nyata)

Mayat tersebut diidentifikasi sebagai jenazah Devi Karmawan alias Depoy (DK) yang merupakan bandar narkoba dan tetangga Sutrisno. Hal ini disampaikan langsung oleh pihak kepolisian setelah sebelumnya berhasil mengamankan Abdul Aziz (AA), Jumat (23/05) lalu yang merupakan kurir narkotika.

AA sendiri berhasil diamankan pihak kepolisian beserta barang bukti yang berupa 5 klip sabu beserta sejumlah uang tunai. Setelah diusut, diketahui bahwa AA termasuk dalam jaringan yang dimana DK alias Depoy adalah bandarnya.

Sebelum diamankan, AA diketahui sempat bertemu dengan DK. Setelah itu, barang langsung diberikan kepada P di rumah kosong yang katanya disebut sebagai rumah Depoy.

| Baca Juga: Penemuan Mayat di Toren Pondok Aren Dibunuh? Ini Faktanya

Kompol Bambang Askar Sodiq buka suara soal kasus penemuan mayat di toren air Pondok Aren. (Foto : Div Humas Polri)

Kompol Bambang Askar Sodiq buka suara soal kasus penemuan mayat di toren air Pondok Aren. (Foto : Div Humas Polri)

“Setelah sabu diambil oleh si AA, langsung diberikan kepada P di tempat Depoy. Jadi, sabu yang 50 gram itu dipecah di rumah kosong yang katanya rumah Depoy, beralamat di Jalan Said Mian, RT 03/01, Kelurahan Pondok Aren, Kecamatan Pondok Aren,” kata Kapolsek Pondok Aren Kompol Bambang Askar Sodiq, Rabu (29/05) lalu.

Sembari memecah 50 gram sabu tersebut menjadi kemasan kecil, para terduga tersangka yaitu AA, Depoy, P, dan Dwi yang kini masih menjadi daftar buronan kepolisian menggunakan narkotika tersebut secara bersama-sama. 

Setelah mereka bubar dari tempat Depoy, dilakukannya proses penangkapan terhadap AA di Cengkareng.

“AA lalu mengarahkan ke rumah Depoy yang kosong ini, sebagai tempat terakhir bertemu P, Dwi, dan Depoy. Lalu, pada hari Sabtu, 25 Mei 2024, sekitar jam 22.50 atau sekitar jam 11 malam, petugas menuju rumah yang dimaksud, namun saat itu kondisi rumah atau kontrakannya kosong, akhirnya petugas kembali lagi,” ujar Bambang,

Setelahnya, pada, Senin (27/05) sore, Depoy ditemukan telah meninggal di toren milik Sutrisno yang berjarak tidak jauh dari rumah yang dimaksud oleh AA. 

| Baca Juga: Sederet Fakta Penemuan Mayat Perempuan dalam Koper

Sementara mengenai penyebab DK bisa berada di toren juga telah diungkap oleh pihak kepolisian. DK diduga masuk ke dalam toren dengan maksud untuk melarikan diri dari kejaran aparat kepolisian.

Bambang bahkan sempat mengatakan bahwa, DK mengalami halusinasi seusai pemakaian narkotika yang menyebabkan ketakutan berlebih. Karena dampak dari narkotika tersebut, DK nekat untuk bersembunyi di Toren hingga kehabisan nafas dan meninggal.

“Dugaan kami sementara yang bersangkutan kehabisan napas di dalam toren,” katanya, Rabu (29/05) lalu. (*)

Tags:

Leave a Reply