Seruan All Eyes On Rafah telah menggaung beberapa hari belakangan di media sosial usai Israel kembali menyerang Palestina, tepatnya di Rafah, yang membuat puluhan orang termasuk perempuan dan anak-anak meninggal dunia.

Rafah sendiri merupakan salah satu kota di perbatasan Gaza. Kota ini menjadi tempat banyak rakyat Palestina mengungsi karena negara mereka yang habis di serang oleh Israel.

Hal ini tentunya menjadi suatu yang sangat disayangkan. Terlebih jika melihat banyak korban yang berguguran adalah perempuan dan anak-anak.

Perempuan dan anak-anak menjadi korban yang amat terdampak daripada serangan Israel ini. Maryam Abu Daqqa, seorang aktivis wanita Palestina mengatakan bahwa perempuan disana kesulitan tidur. “Wanita tidak bisa tidur atau istirahat. Kita sedang dibantai sebagai sebuah bangsa,” katanya.

| Baca Juga : Jenna Ortega Terang-terangan Dukung Palestina

Hasil data PBB dari pengamatan langsung di Rafah, pengungsian di sini menampung setidaknya 700.000 perempuan dan anak perempuan yang tidak memiliki tempat lain untuk berlindung. Sebanyak 80 persen wanita mengaku mengalami depresi, 66 persen tidak bisa tidur, dan 70 persen lainnya mengalami kecemasan berlebihan hingga terus mimpi buruk.

Ini menunjukkan betapa tersiksanya kehidupan para perempuan di Palestina. Terlebih selama dalam pengungsian, beberapa kebutuhan kewanitaan mereka sulit untuk terpenuhi. Bahkan dilaporkan jika rahim perempuan di sana harus diangkat guna menghentikan pendarahan setelah melahirkan mengingat peralatan dan tenaga medis yang semakin berkurang.

Seorang wanita Gaza berusia 45 tahun mengatakan, “tidak ada yang namanya keselamatan atau keamanan. Aku takut atas nyawaku, suamiku, anak-anakku. Bahkan jika aku membicarakan ini 100 tahun kedepan, aku tidak bisa menggambarkan ketakutan yang kita rasakan.”

Sebagai ibu, wanita juga harus tetap terlihat kuat demi menguatkan mental keluarganya sendiri meski dirinya sendiri merasa hancur kehilangan anak atau suaminya. Pun begitu bagi para anak-anak.

| Baca Juga : Raja Salman Ajak Seribu Keluarga Korban Palestina Ibadah Haji

Banyak anak di Gaza yang menjadi yatim piatu di usia mereka yang masih sangat belia. Puluhan video bertebaran di media sosial, memperlihatkan anak yang mencari orang tua atau saudaranya. Beberapa lain sibuk mencari makanan demi bertahan hidup.

Tak ada yang bisa memperkirakan kapan Israel akan menyerang dan membantai Palestina. Selama bertahun-tahun rakyat Palestina baik laki-laki, perempuan, anak-anak bahkan hewan di tanah negara ini harus hidup dalam ketakutan, khawatir setiap hari akan jadi hari terakhir mereka bernafas.

Sebuah peristiwa yang seharusnya mengetuk hati manusia seluruh dunia. Seruan tagar All Eyes on Rafah pun digaungkan di berbagai platform media sosial. (*)

Tags:

Leave a Reply