Meski baru terjun di dunia tarik suara, gaya Nunik Ambarwati (22) seperti tak mau kalah dengan para artis. Hal itu terlihat, ketika ia bersama label rekamannya berkunjung ke redaksi Nyata, Kamis (3/11) lalu. Ia membawa koper berisi gaun cantik seperti yang dipakai kebanyakan artis. Tak tanggung-tanggung, ia juga membawa make up artist sendiri, lengkap dengan peralatan riasnya.
Meski demikian, Nunik, begitu sapaannya, tetaplah gadis desa yang ramah, yang selalu menebar senyuman kepada siapa saja yang dijumpainya. “Hai mbak, aku Nunik,” kata Nunik sambil berjabat tangan dengan awak redaksi. Bungsu dari tiga bersaudara pasangan Saring Wariso (71) dan Endang Narwiati (49) itu, tak menyangka dirinya dapat terkenal seperti sekarang ini. ”Sebagai anak petani saya tak mem punyai cita-cita menjadi penyanyi. Semua terjadi secara kebetulan,” ungkapnya heran.
Ketika asik berbincang handphone (HP) Nunik tak henti-hentinya mengeluarkan suara notifikasi. “Sorry ya Mbak, HP ku ini jadi sering low bat, karena banyaknya notif komen. Maklum nggak ngerti cara silent-nya,” ujarnya malu.
Nunik dapat terkenal seperti sekarang ini, berkat aksi lipsync lagu Sambalado milik Ayu Ting Ting. Lipsync yang diperagakan sambil mengulek sambel di cobek, yang kemudian ia unggah di akun Facebook (FB) pribadinya. ”Saat itu aku memang sedang buat sambal untuk aku sendiri. Maklum, aku suka cabai, jadi sekalian bikin sambel, sekalian lip sync,” akunya.

Nunik saat di make-up, sebelum melakukan proses pemotretan. Foto: Reza / Tabloid Nyata
Banyak Pujian
Berkat wajah cantiknya dan kulitnya yang putih mulus, serta aksinya yang unik dalam waktu tiga hari, video hasil unggahannya itu mendapat 1 juta penonton dan 500 ribu like. Sehingga tak jarang banyak orang yang memberikan pujian maupun makian ketika melihat videonya. Bahkan Ada pula yang ingin melamar hingga mengajaknya menikah. “Sekitar 80 persen yang komen kayanya laki laki. Membuat isi inbox FB ku menjadi penuh, Mbak. Ada yang aku buka dan ada juga yang nggak. Kadang bingung, kalau di unfriend karena ngomongnya macam-macam, Eh, aku yang kena ancam,” paparnya dengan nada kesal. “Iki loh… Aduh… ada yang nge-bully aku lagi. sedih jadinya. Tapi kata orang, itu obat jadi terkenal. Gitu ya mba?, ” tambahnya sambil memperlihatkan beranda Facebook-nya.
Di setiap penampilan lip sync-nya yang diunggah di media sosial. Nunik selalu membawakan sesuatu yang baru. Sehingga aktivitasnya sampai ditunggu sebanyak 2,5 juta viewers. Selain itu, ia juga mengunggah semua video lip sync-nya di Youtube. ”Banyak sekali yang menonton, membagi dan memberi jempol video lip sync aku di Youtube. Aku nggak merasa beban ketika mem-posting video lip sync ku di Youtube, karena aku sebenarnya suka nyanyi,” ungkapnya dengan percaya diri.
Rekaman
Nunik mengaku, video lip sync-nya ia unggah melalui handphone yang dibelikan majikannya pada 2012 silam. “Mungkin karena melihat aku bingung tak karuan. Akhirnya aku di kasih HP sama Bapak (majikannya, red). Lalu aku dibuatkan akun FB juga. Sehingga kesepianku terobati. Aku bisa bermain hape sesuka hati,” kenangnya.
Kemudian aksinya itu, ia unggah sekitar akhir 2015 lalu. Saat itu masih jadi TKW di Singapura. Tak di sangka unggahan video lip sync-nya tersebut, terkenal sampai ke Indonesia. Bahkan hingga ditonton ke dua orang tuanya yang tinggal di Lampung. Akhirnya datanglah sebuah telepon dari Indonesia, tak lain dari Hits Record. “Mau rekaman nggak, biar kita ekspose?” kata Nunik sambil meniru perkataan pihak label rekaman tersebut. Namun Nunik tak langsung percaya akan tawaran rekaman yang datang kepadanya itu. Ia pun minta tolong kepada temannya yang berada di Jakarta untuk mendatangi kantor rekaman itu. Kemudian pihak label rekaman langsung melakukan komunikasi dengannya melalui video call. Baru setelah itu ia percaya. Nunik pun diminta Hits Record datang ke kantor, Maret lalu. Ketika itu, ia merasa was-was sekaligus senang. ”Takutnya tidak diizinkan majikan, senangnya bisa masuk dapur rekaman,” ungkap Nunik.
Ternyata perasaan was-wasnya tersebut tidak seperti yang ia bayangkan. Justru Nunik di dukung majikannya. “Pulang ke Jakarta, tiket malah dibelikan oleh majikan. Bahkan sebelum berangkat dibelikan laptop,” paparnya. Sesampainya di Jakarta, Nunik memutuskan untuk berhenti menjadi pembantu di luar negeri. Karena label rekaman sudah mengontraknya, bahkan uangnya sudah ia terima di muka. Kebetulan majikan mengizinkan. Di ibu kota, Nunik tinggal di kost-kostan. Hampir setiap hari, ia mengisi aktivitasnya dengan belajar vokal, akting dan presenter. ”Terkadang saya juga diminta mengisi acara di beberapa mal di Jakarta,” ungkapnya.

Nunik saat di wawancarai oleh Vinna di redaksi Tabloid Nyata Jakarta. Foto: Reza / Tabloid Nyata
Tanah
Berkat kemauan belajar vokal yang tinggi. Nunik pun diciptakan lagu oleh Dadang yang
berjudul Sakit Kepala. Sementara Dadang tak lain adalah pencipta lagu Sambalado. “Lagu yang diciptakan untuk aku bercerita tentang cewek sakit kepala karena kena PHP (Pemberi
Harapan Palsu). Diharapkan lagu yang aku nyanyikan membuat penikmatnya gemas,” urainya.
Dari hasil kerja kerasnya, Nunik tak melupakan ke dua orangtuanya. Untuk kali pertama tinggal di Jakarta, ia sudah menjenguk keluarganya sekali di Lampung. Bersamaan dengan itu, ia membelikan sebidang tanah untuk orang yang dicintainya itu. “Aku beli sebidang tanah untuk orang tua, supaya dapat digunakan bertanam jeruk di sana. Karena orangtua saya petani,” katanya bangga.
Meski sudah terkenal, ia tak mau menyombongkan diri. Gayanya tetap seperti gadis desa yang polos dan logat bicaranya yang medok masih melekat pada dirinya. Bahkan ia tak merubah statusnya di Facebook sebagai seorang pembantu. Kerendahan hati yang dimilikinya membuat banyak orang tak percaya kepada dirinya, kalau ia merupakan bekas pembantu. Karena Nunik memiliki wajah yang cantik, kulit putih bersih dan tatanan rambut yang modis. Sehingga tak jarang ia dicap sebagai pelaku settingan yang ingin mencari popularitas. Terutama ketika menceritakan masa lalunya sebagai TKW. “Aku jujur jadi babu malah di sangka bohong. Piye toh bingung aku,” ungkapnya sambil menahan tawa.
Tags:Nunik Ambarwati