Tak terasa, 100 hari sudah Ustaz Arifin Ilham pergi. Ustaz kondang tersebut meninggal dunia pada 22 Mei 2019 akibat kanker nasofaring yang dideritanya.
Momen ini, menurut putra sulung alm. Ustaz Arifin Ilham, Muhammad Alvin Faiz, menjadi momen tepat keluarga untuk bangkit dari kesedihan karena ditinggalkan almarhum.
“Alhamdulillah sudah 100 hari dan menurut saya ini menjadi momen kita untuk enggak berlarut lagi dalam kesedihan. Mungkin yang paling berat itu sebulan pertama, insyaAllah setelahnya kita lebih ikhlas,” kata Alvin ditemui di Masjid Az Zikra, Sentul, Bogor (31/8).
Di antara keluarga, Alvin merasa ia paling bisa mengikhlaskan kepergian sang ayah. Alvin ingat betul saat hari sang ustaz meninggal, ia justru merasa lega. Lega karena sang ayah bisa bahagia lepas dari penyakit yang selama ini menggerogoti tubuhnya.
“Saya kan di sini (Sentul) dan dengar abi (panggilan Alvin pada ayahnya) meninggal dunia di Malaysia, saya tidak nangis. Justri istri saya menangis kencang. Meskipun ada perasaan sedih tapi saya lega, kalau ini jalan yang terbaik untuk almarhum daripada harus menanggung sakit,” tutur bapak satu anak ini.

Sebagai ulama besar, tidak hanya keluarga yang sedih karena ditinggalkan. Tapi juga jamaah dan para santri selama ini mondok di Pesantren Az Zikra, asuhan ustaz Arifin.
Karena itulah untuk memperingati kepergian almarhum, keluarga menggelar serangkaian acara yang diikuti ribuan santri dan jamaah yang datang dari berbagai daerah di Masjid Az Zikra, Sentul, dari tanggal 30 Agustus hingga 1 September 2019.
“Ada pameran barang-barang peninggalan abi seperti baju dan lainnya yang memang jemaah masih ingin melihat. Ada juga pengajian karena kita mengundang sahabat abi, ulama yang dekat dengan abi untuk mengisi di sini, ditutup dengan zikir akbar di hari Minggunya,” tutur Alvin.
Alvin dan keluarganya meyakini Ustaz Arifin Ilham sudah bahagia. Salah satu yang membuatnya yakin hal itu karena ia dan keluarganya selalu mendapat mimpi yang sama.
“Saya sudah 10 kali mimpi, dan bukan hanya saya saja. Abi itu kan suka banget sama rumah interior Arab dan duduk lesehan. Nah, saya melihat abi pakai baju putih sorban putih duduk lesehan di tempat penuh dengan lampu kuning berlapis emas seperti interior Arab dikelilingi banyak makanan,” jelas Alvin.
Kegiatan lain yang cukup menarik dari rangkaian 100 hari wafatnya Ustaz Arifin Ilham adalah digelarnya nonton bareng bersama para santri film Suami Yang Menangis. Menurut Alvin, film tersebut memang menjadi salah satu amanah terakhir almarhum agar kisah hidupnya difilmkan.
Tags:Muhammad Alvin Faiz Ustaz Arifin Ilham