By: Basu Seno
25 July 2017

Salah satu rumah yang terletak di RT 34 RW 18, Pedukuhan Sadang, Kelurahan Tanjungharjo, Nanggulan, Kulon Progo, belakangan ini mendadak banyak dikunjungi orang. Tak hanya dari desa sebelah, bahkan sampai luar provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebenarnya tak ada yang istimewa dari rumah yang berada persis di samping jalan utama desa itu.

Yang membuatnya jadi pusat perhatian adalah keberadaan seorang nenek berusia lebih dari satu abad, tepatnya 117 tahun, yang tinggal di gubuk berukuran sekitar tiga meter persegi, samping rumah tersebut. Nenek bernama Suparni yang oleh warga sekitar dipanggil Mbah Suparni ini memang tengah viral setelah seseorang mengunggah videonya ke media sosial.

Bagaimana tidak, nenek dua anak, empat cucu, dan enam cicit ini. masih memiliki ingatan, penglihatan, serta pendengaran yang sangat baik. Layaknya orang yang berusia antara 50-60 tahunan.

Jika tidak ada pekerjaan di malam hari, Suparni memanfaatkan waktu luangnya untuk mengunjungi anak, cucu, cicit, dan sanak saudaranya yang masih tinggal sedesa dengannya.

Usai bersilaturahmi, Suparni kembali pulang, namun ia tak akan langsung tidur. Suparni baru akan tidur setelah cicitnya, Angga, pulang bekerja sekitar pukul sepuluh malam.

Walaupun aktivitasnya terbilang banyak, selama kami bertandang ke sana, tak terlihat Suparni makan besar. Ia hanya mengonsumsi biskuit yang terlebih dahulu dicelupkan ke dalam teh hangat sebelum dimakan. Wajar, gigi Suparni hanya tinggal satu.

Suparni

Mbah Suparni sedang bersiap-siap. Foto: Bayu BS / Tabloid Nyata

Suparni mengaku tidak pernah makan terlalu kenyang, menurutnya mekan itu merupakan keharusan, namun jangan berlebihan. Gaya hidup seperti itu membuat Suparni tidak pernah terkena penyakit serius. Hanya sesekali sakit batuk yang biasa diobatinya dengan obat tradisional.

Suparni mengaku pantang meminum obat-obatan kimia. Ia meyakini jika obat-obatan tersebut dapat memberikan efek samping yang akan dibawanya hingga tua. Supaya tidak gampang sakit, Suparni rajin mengonsumsi jamu yang berasal dari dedaunan, seperti sambiloto.

Ia biasanya membeli jamu di penjual jamu langganannya di Yogyakarta, saat belanja barang dagangan. Sedangkan, untuk menjaga kualitas matanya, Suparni rutin cuci muka dengan air seduhan daun sirih setiap pagi dan sore. ”Ambil daun sirih enam sampai tujuh lembar, cuci bersih, kemudian seduh dengan air hangat,” ujarnya.

”Setelah dingin, bisa diminum untuk meredakan batuk, cuci muka untuk mempertajam penglihatan, dan sekaligus untuk obat bila sakit mata. Kalau pakai obat mata buatan pabrik pasti nanti ada cirinya (efek samping, red),” imbuh Suparni.

Dari caranya bercerita, siapapun bisa menyimpulkan jika Suparni masih memiliki ingatan yang tajam. Suparni memiliki cara yang sangat sederhana untuk menjaga kemampuan otaknya, yaitu dengan menghilangkan rasa iri dan dengki dalam hatinya.

Tags:

Leave a Reply