Tepat pada 9 Mei 2019 lalu, Pangeran Harry jadi ayah. Kelahiran Archie Harrison Mountbatten-Windsor itu membawa begitu banyak berkah bagi Duke dan Duchess of Sussex. Namun, Pangeran Harry juga jadi panik setelah menjadi ayah. Mengapa?
Mengungkap rasa khawatirnya ini, Pangeran Harry menulis sebuah artikel untuk Fast Company yang bertajuk ‘Media Sosial Memecah Belah Kita. Bersama, Kita Bisa Mendesain Ulang Ini’. Melalui tulisannya itu, ayah satu anak tersebut menyoroti perangkap media sosial serta dampaknya bagi anak-anak.
Putra bungsu Pangeran Charles dan Putri Diana itu juga mengatakan bahwa ia dan Meghan bergabung dalam kampanye Stop Hate For Profit, Juli kemarin. Kampanye ini adalah usaha untuk memperjuangan hak publik dan keadilan setiap ras.
Kampanye Stop Hate For Profit adalah aksi mendesak perusahaan untuk menggunakan platform media sosial dan website secara bijak. Pangeran Harry mengklaim bahwa beberapa iklan yang dibuat sejumlah perusahaan malah mempromosikan kebencian.
“Perusahaan yang membeli iklan online juga harus sadar kalau dunia digital memiliki pengaruh di dunia nyata. Terlebih pada kesehatan kolektif kita, demokrasi, cara pikir dan berinteraksi dengan orang lain, juga pada cara kita memproses dan mempercayai informasi,” tulis Pangeran Harry.
| Baca juga: Dikabarkan Perang, Ini Cara Manis Meghan Menangkan Hati Kate
Iklan-iklan yang mengandung ujaran kebencian tersebut membuatnya khawatir dan panik. Apalagi setelah Pangeran Harry jadi ayah. Ia begitu khawatir dengan bahaya media sosial yang bisa mengancam generasi muda, termasuk anaknya, Archie di masa depan.
“Karena jika kita saja begitu rentan dengan kekuatan koersif di lingkungan digital, kita harus mulai menanyakan ini untuk diri sendiri ‘apa artinya ini untuk anak-anak kita?’ Aku sebagai seorang ayah, hal ini sangat mengkhawatirkanku,” ungkap laki-laki kelahiran 15 September 1984 itu.
| Baca juga: So Sweet! Pangeran Harry Beri Kado Spesial di Ultah Meghan Markle
Karena merasa panik, Pangeran Harry sudah mengambil banyak langkah. Salah satunya adalah berdiskusi dengan para pakar yang meneliti efek media sosial pada masyarakat, terutama generasi muda.
“Aku percaya kumpulan dari data yang bisa kita lihat kembali di masa depan pasti akan jadi masalah (jika terus seperti ini),” ujarnya. (*)
Tags:Meghan Markle Pangeran Harry Royal Family