Perkenalkan, salah satu pahlawan bagi putra-putri yatim piatu Indonesia yang tak bisa melanjutkan sekolah. Dialah Julianto Eka Putra, laki-laki asal Surabaya yang mendirikan SMA Selamat Pagi Indonesia.
Ya, mengambil filosofi pagi, yang identik dengan kesempatan dan harapan baru, laki-laki yang akrab disapa Ko Jul tersebut berusaha menyelamatkan masa depan putra-putri bangsa. Dengan skenario ‘jebakan Tuhan’, Ko Jul pun mengumpulkan anak-anak dari Sabang sampai Merauke untuk mengenyam pendidikan di sekolah yang terletak di Batu, Jawa Timur tersebut.
Awalnya, Ko Jul sendiri tidak memiliki rencana yang matang saat mengatakan segera membangun sekolah gratis tersebut. Kala itu di tengah sesi training motivasi Multilevel Marketing (MLM) di depan 2000 orang peserta, laki-laki 47 tahun tersebut keceplosan akan rencana itu.

Baca juga: Jurnalis Australia Terjang Reruntuhan Gempa Palu Demi Nyawa Kucing
Tak ada pilihan lain selain mewujudkan mimpi mulia tersebut, bukan? Siapa sangka, kini setelah 12 tahun berdiri, SMA Selamat Pagi Indonesia telah menelurkan anak-anak bangsa dengan bakat dan talenta luar biasa. Tak lupa, jiwa mandiri dan pekerja keras tertanam kuat dalam diri mereka.
Terus menularkan ilmu, kemandirian, kesuksesan dan memutus rantai kemiskinan jadi misi seumur hidup Ko Jul. Laki-laki asal Surabaya ini pun memberikan pesannya kepada kaum millennial.
“Negeri ini butuh banyak Gatotkaca. Demi untuk anak cucu kita termasuk anak cucu millennial ke depannya,” ujar Ko Jul saat mendatangi kantor redaksi Nyata, Surabaya, Rabu (3/7) lalu.
Baca juga: Khofifah Indar Parawansa, Gadis Tomboy itu Kini Seorang Gubernur
Siapa yang tak kagum dengan tokoh pewayangan yang satu ini. Ia rela mengorbankan nyawanya dalam perang besar Kurukshetra, demi menyelamatkan Arjuna.
“Tentunya kan gak harus mati beneran. Tapi ayolah jadi manfaat, negara ini sudah banyak perusuh-perusuh seng mek iso nyocot ae (yang cuma bisa bicara saja). Berkomentar wacana ngene wacana ngono (berkomentar wacana ini dan itu), julid itu,” kata laki-laki yang terkenal ceplas-ceplos itu dengan santai.

Julianto Eka Putra Kisah