Dengan penuh penghayatan, lebih dari 1000 orang menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Itulah salah satu momen indah pada perayaan Hari Kartini yang digelar Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya di Zhang Palace, Surabaya, Minggu (29/4) lalu.
Pada bagian lain, rangkaian acara diisi dengan berbagai tarian, nyanyian dan bahkan pertunjukan angklung. Ada juga fashion show yang diakhiri dengan pemilihan busana kebaya terbaik.

Lima pemenang kebaya terbaik berpose bersama Gu Jingqi, Nany Widjaja, Indah Kurnia
dan Pengurus Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
Dari puluhan peserta terpilih lima kebaya terbaik yaitu Clarita (juara 1), Hollysanda (juara 2), Erni (juara 3), Lidya (runner up 1), dan Shery (runner up 2). Para pemenang berhak mendapatkan piala dan bingkisan menarik dari Tabloid Nyata.
Di acara itu juga diserahkan tali asih kepada tiga yayasan sosial. Diantaranya Yayasan Pendidikan Anak Buta (YPAB), Panti Asuhan Dorkas, dan Yayasan Eppata Porong.

Ketua Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya, Suanawati dan anggotanya
bersama para penerima tali asih Hari Kartini 2018. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya sudah ada sejak 70 tahun yang lalu. Perhimpunan yang memiliki anggota 400 orang ini mempunyai misi sosial. Seperti pengobatan gratis, membantu masyarakat dan anggota yang tidak mampu, dan donor darah.
”Melalui acara ini, kami berharap dapat memberikan semangat pada Kartini zaman now untuk lebih banyak berperan dalam membangun Indonesia, terutama mendidik putra dan putrinya menjadi generasi penerus bangsa yang cerdas,” kata Ketua Panitia Perayaan Hari Kartini, Silvia Gondowijoyo dalam sambutannya.
Istimewanya, acara ini dihadiri Konsul Jenderal Tiongkok di Surabaya, Gu Jingqi, Anggota DPR RI, Indah Kurnia dan Direktur Tabloid Nyata, Nany Widjaja.
- Beberapa anggota Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya memeragakan aneka desain kebaya. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Group tari lansia Ma Chung membawakan tari Melati. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Group tari lansia Ma Chung membawakan tarian Mong Ku. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Group tari anak-anak Khay Ming membawakan tarian Yi El. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Group tari dari Xin Zhong membawakan tarian Ci Mu Lan Pa. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Indah Kurnia menyanyikan Juwita Malam (kiri) dan Fei Mei menyanyikan lagu berjudul
Waktu Hujan Sore-Sore (kanan). (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Para pengurus Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya seusai acara. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Grup angklung Ma Chung membawakan lagu Bengawan Solo Group tari lansia Ma Chung membawakan tarian Mong Ku dan Singkong Keju. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Penyanyi tunanetra, Kiki beraksi:
menyanyi sambil memainkan keyboard. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Silvia Gondowijoyo. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Gu Jingqi. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
- Guru vokal, Zhang Hai Ping (tengah) bersama dua muridnya menyanyikan lagu Kebangkitan. (Foto: Adi Wiratmo/Nyata)
Di akhir acara dilakukan pengundian 130 doorprize dengan hadian antara lain lemari es, coffee maker, sepeda, dan mesin jahit.
Tags:Perhimpunan Wanita Tionghoa Surabaya