NYATA MEDIA — Suasana terik di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, berubah menjadi hujan tangis pada Kamis (2/10). Air mata orangtua santri pecah setelah mereka dikumpulkan dalam rapat asesmen terakhir pencarian korban.
Salah satu poin utama pembahasan adalah penggunaan lima unit alat berat yang sudah terparkir di sekitar ponpes.
Seperti diketahui, fase golden time atau fase kritis korban akan berakhir pukul 16.00 WIB, sore ini.
Fase golden time merupakan periode kritis penyelamatan korban dalam bencana tertentu, termasuk dalam kasus korban tertimbun reruntuhan. Dalam hal ini, korban masih bisa selamat jika berhasil dievakuasi dalam kurun 72 jam sejak peristiwa terjadi.
| Baca Juga : Hari ke-3 Evakuasi Korban Runtuhnya Bangunan Ponpes Al Khoziny, 5 Santri Meninggal
Seusai menghadiri rapat asesmen, para orangtua santri menangis di posko informasi. Sebagian dari mereka duduk dengan tatapan kosong beralaskan kardus, sebagian lainnya bersandar di dinding, ada pula yang memanjatkan doa.

Tangis orang tua santri. Foto : Azharul Hakim/Nyata
Bahkan, beberapa orangtua ada yang menangis histeris sampai harus ditenangkan kerabat maupun petugas di lapangan.
Sementara petugas mulai memperluas area sterilisasi di halaman ponpes. Area yang biasanya dibuat wali santri dan masyarakat untuk memantau jalannya evakuasi dari sisi timur pesantren, kini sepi.
| Baca Juga : Dua Santri Ponpes Al Khoziny Berhasil Dievakuasi, Korban Meninggal Bertambah
Keamanan pun diperketat. Sejumlah petugas gabungan mulai dari Tim Basarnas, TNI, Polri dan relawan bersiaga di garis pembatas atau larangan masuk. Bahkan, awak media juga dilarang melewati.
Diberitakan sebelumnya pada Rabu (1/10) malam, sebanyak tujuh santri berhasil dievakuasi. Namun, dua di antaranya meninggal dunia.
Tags:Al Khoziny Ponpes Sidoarjo