By: Agnes
19 August 2025

Iwan Fals salah satu penyanyi, musisi, sekaligus pencipta lagu legendaris Indonesia. Lewat karyanya, ia mengumandangkan suasana sosial kehidupan Indonesia, melantunkan kritik kepada penguasa, serta memberikan empati kepada kelompok marjinal.

Tak heran, pria 63 tahun ini dijuluki penyanyi ‘tukang protes’ karena karya-karyanya yang menyentil kekuasaan, seperti ‘Bongkar’, ‘Surat Buat Wakil Rakyat’, ‘Manusia Setengah Dewa’, ‘Tikus-Tikus Kantor’, hingga ‘Rekening Gendut’.

Melalui lirik yang sederhana, lugas, dan mudah dimengerti, karya Iwan Fals mudah diterima pendengar lintas generasi. Di balik kesederhanaannya tersimpan pesan dan kritik tajam terhadap kondisi bangsa. Semangat itu membuatnya dinilai sangat layak menerima Penghargaan Achmad Bakrie XXI 2025 dalam bidang seni dan budaya.

| Baca Juga: Iwan Fals Akhirnya Mau Menyanyikan Ulang Lagu ‘Bunga Terakhir’

Aktris senior Jajang C. Noer yang menjadi salah satu dewan juri, mengaku terhormat bisa terlibat dalam proses penilaian. Menurut Jajang, karya-karya Iwan Fals bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga membangkitkan kesadaran dan semangat pendengarnya untuk memikirkan bangsa.

“Ini kali pertama saya jadi juri. Kalau untuk berbagai festival film maupun seni, sudah sering. Tapi ini beda, yang ditonjolkan adalah prestasi pemikiran. Kalau misalnya di FFI kan jelas penilaiannya soal pemeranan dan film,” jelas Jajang C. Noer ditemui di Wisma Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2025).

“Sedangkan di sini pemikiran orang yang kita hargai. Tantangan hampir tidak ada, saya dan tim juri hanya bertemu tiga kali,” imbuh aktris yang meraih empat kali piala Festival Film Indonesia (FFI) ini.

Hal senada disampaikan juri lainnya, M. Tri Andika. Selain lewat lagu-lagu kritik sosialnya, Iwan Fals juga dinilai peduli terhadap lingkungan. Setiap kali mengadakan konser, ia selalu membarenginya dengan kegiatan penanaman pohon, penghijauan, dan aksi lain yang relevan. Sikap ini dianggap menjawab concern publik mengenai isu lingkungan hidup.

“Sebenarnya ada beberapa kandidat di kategori seni dan budaya. Setelah diskusi dan menelaah karya, akhirnya ditetapkan penerimanya tahun ini Bang Iwan, Dia sempat kaget, ‘Oh saya ya? Kenapa saya?’. Tapi setelah dijelaskan kriteria penilaian, beliau menerima dengan rendah hati dan justru terpacu untuk terus berkarya,” ujar Andika, yang juga Wakil Rektor II Universitas Bakrie.

| Baca Juga: Iwan Fals dan Istri Diperiksa Polres Jakarta Selatan, Ada Apa?

Ketua Umum Panitia, Aninditha Anestya Bakrie, menegaskan bahwa proses seleksi dilakukan secara ketat dan independen oleh tujuh dewan juri yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari akademisi, ilmuwan, seniman, hingga praktisi kebijakan publik.

“Persiapannya dilakukan selama lima bulan, sejak April 2025. Tahun ini, penerima penghargaan dipilih berdasarkan karya yang memberikan dampak positif dan bisa diterima lintas generasi,” kata Aninditha, yang akrab disapa Ditha.

Tags:

Leave a Reply