By: Agnes
21 July 2025

Presenter sekaligus pelari aktif Melanie Putria menyoroti tren baru di dunia lari, yakni munculnya para ‘pelari konten’, individu yang berlari demi konten media sosial ketimbang untuk kebugaran atau pencapaian pribadi.

Wanita kelahiran, Jakarta 43 tahun itu menekankan pentingnya tanggung jawab bagi mereka yang memiliki pengaruh di ruang publik.

“Pelari konten itu kan slash influencer ya. Mereka mencoba menjadikan dirinya sebagai panutan. Pesan aku cuma satu: kalau kita sudah bisa memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat, pastikan dulu ilmunya valid dan kita benar-benar paham,” kata Melanie Putria, Minggu (20/7/2025).

| Baca Juga: Fauja Singh, Atlet Lari Tertua di Dunia Tewas dalam Kecelakaan Tragis

Melanie mengingatkan, pemberian informasi yang salah, apalagi terkait hal teknis dalam olahraga, bisa merugikan banyak orang. Karena itu, edukasi dan pemahaman diri menjadi hal utama sebelum berbagi konten ke publik.

“Kalau merasa belum punya ilmu, mulai dulu dari hal yang lucu-lucu, fun, ikut tren. Tapi kalau mau edukasi, ya harus belajar dulu. Pastikan sumbernya jelas—dari jurnal medis, kepelatihan resmi, atau pakar di bidangnya,” tambah Puteri Indonesia 2002 itu.

Menurut Melanie, menjadi influencer bukan sekadar popularitas.

“Judul ‘influencer’ itu berat. Kita meng-influence orang untuk menjadi lebih baik. Maka, kitanya juga harus terus belajar dan memperbaiki diri,” ujarnya serius.

Terkait fenomena penggunaan joki dalam lari, Melanie memberikan pandangan yang lebih hati-hati. Ibu satu anak ini menganggap joki sah-sah saja jika konteksnya hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak merugikan pihak lain.

“Kalau joki dipakai dalam ajang kompetisi yang ada hadiahnya, menurutku itu curang. Tapi kalau cuma buat lucu-lucuan, cari validasi, ya nggak apa-apa. Asal jangan sampai menyesatkan,” tegasnya.

| Baca Juga: Berlari atau Bersepeda, Mana yang Lebih Efektif Menurunkan Lemak Perut?

Melanie mengingatkan, jika seseorang menggunakan joki tapi kemudian mengaku-ngaku dan malah memberikan edukasi yang salah, maka itu sangat disayangkan.

Tags:

Leave a Reply