By: Alva Reza
30 July 2024

Negara Brazil mengumumkan kasus kematian pertama di dunia akibat virus Oropouche. Kabar tersebut disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Brazil, Kamis (25/7). Ditemukan dua wanita meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh lalat dan nyamuk yang terinfeksi.

Dua wanita yang meninggal tersebut berusia di bawah 30 tahun, dan tak memiliki penyakit lain. Gejala penyakit yang dirasakan korban disebut sama seperti kasus demam berdarah yang tinggi.

“(Para perempuan yang meninggal) berusia di bawah 30 tahun, tanpa penyakit penyerta, tetapi memiliki tanda dan gejala yang mirip dengan kasus demam berdarah yang parah,” ujar Kementerian Kesehatan Brazil.

Kementerian Kesehatan Brazil mencatat sebanyak 7.236 kasus infeksi Oropouche pada tahun 2024. Mayoritas kasus dilaporkan terjadi di negara bagian Amazonas dan Rondonia.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), gejala infeksi virus Oropouche biasanya terjadi mulai empat hingga delapan hari setelah digigit.

| BACA JUGA : Waspada! Pria Meksiko Meninggal Terinfeksi Virus Flu Burung H5N2

Sementara gejala tersebut biasanya berlangsung selama tiga hingga enam hari. Gejala yang dirasakan mirip dengan demam berdarah. Seperti demam, nyeri otot, sendi kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil, hingga sensitif terhadap cahaya. Untuk kasus paling parah, virus itu dapat menyebabkan komplikasi mematikan seperti meningitis.

Menurut Kementerian Kesehatan Brazil, virus Oropouche pertama kali diisolasi di Brazil pada tahun 1960. Sebagian besar kasus telah dilaporkan di wilayah Amazon. Namun, wabah dan kasus terisolasi telah dilaporkan di tempat lain di Amerika Latin.

Pakar epidemiologi Indonesia Dicky Budiman mengatakan, virus tersebut bukanlah penyakit baru, dan sudah teridentifikasi sejak 1995. Ia menyebut, terdapat potensi yang cukup besar untuk wabah itu menyebar hingga Indonesia.

“Potensi mewabah ini ada di negara-negara tropis lain di ASEAN dan Indonesia tentu ada, juga cukup besar. Namun ini umumnya masih di wilayah-wilayah yang dekat dengan habibitat liar atau di hutan, perkampungan, daerah tinggi nyamuk,” ujar Dicky, dikutip dari Detik Health, Minggu (28/7).

| BACA JUGA : Raja Antivirus Bunuh Diri di Penjara

Dicky menyebut, virus Oropouche punya potensi membuat ibu mengalami keguguran dan bayi yang lahir dengan kondisi kepala kecil. Menilik bahayanya, Dicky meminta pemerintah untuk memperketat pemantauan penyebaran penyakit. Terutama ketika terdapat orang yang mengeluhkan demam.

“Ini bisa menjadi seperti virus Zika, ketika kontrol terlambat dilakukan bisa berujung fatal,” ucapnya.

Tags:

Leave a Reply