Pesona kopi memang sangat ‘menggigit’, terutama saat mencium aroma khasnya. Sayang jika tidak menikmatinya, terlebih lagi dengan suasana hangat bersama kawan-kawan.
Siapa yang menyangka kalau sisa kopi yang ada di cangkir, bisa menghasilkan suatu karya seni bernilai tinggi. Coffee painting, itulah karya seni visual yang melukis menggunakan ampas kopi.
Coffee artist, adalah sebutan untuk mereka yang mampu menyulap ampas kopi menjadi karya seni berwarna monokrom. Tidak hanya butuh ketelitian, namun juga perlu kesabaran tingkat tinggi saat menggoreskan kuasnya.
Muncul sejak tahun 2012, Coffee Painting baru dikenal luas pada tahun 2014. Berawal dari kampanye zero waste coffee, beberapa penggagasnya adalah para seniman yang ingin melakukan hal lain selain menikmati citarasa kopi.
Ghidaq Al Nizar
Ghidaq Al Nizar, adalah seniman kopi bertalenta asal Indonesia yang namanya cukup diperhitungkan dunia. Selain menggunakan seduhan kopi untuk karyanya, Ghidaq juga menggunakan bubuk kopi sebagai alat lukisnya.
Tidak hanya kertas sebagai medianya untuk melukis, Ghidaq juga melukis diatas piring dan menambahkan beberapa properti seperti sendok pada karya seninya. Lewat akun Instagram-nya @coffeetopia, Ghidaq mengkampanyekan zero waste coffee dan coffee painting di media sosialnya.
https://www.instagram.com/p/BP2cgjhDDld/?taken-by=coffeetopia&hl=id
Kareen Eland
Karen adalah seniman kopi yang menggunakan espresso, berbeda dari seniman lainnya yang menggunakan ampas kopi. Karen merasa warna yang dihasilkan espresso lebih gelap dan teksturnya lebih kental.
Seniman asal Tulsa ini membuat ulang lukisan terkenal The last Supper and Starry Night karya Vincent van Gogh. Tentu saja dia melukisnya dengan menggunakan espresso sebagai catnya.

Foto: Designwrld
coffee art coffee painting