Para migran gelap yang berada di Amerika Serikat (AS) menjadi penyebab melonjaknya jumlah tunawisma di negari Paman Sam itu.
Dicatat sejak tahun 2007, angka gelandangan di AS memiliki puncak tertinggi pada Januari 2023 sebanyak 653.000 orang.
Pada tahun ini angka tersebut diperkirakan membengkak hingga 10 persen. Berdasarkan analisis Wall Street Journal, 550.000 orang dilaporkan tunawisma pada Januari tahun ini.
Jumlah itu akan terus meningkat karena belum semua kota melaporkan data kepada pemerintah, termasuk Big Apple, yang memiliki populasi gelandangan yang cukup tinggi di antara kota lain.
| Baca juga: Setelah 6 Tahun Pacaran, Hana Saraswati Resmi Menikah
Jumlah migran di Massachusetts hampir mencapai setengah lebih dari jumlah penduduknya, sebanyak 7.000 keluarga tinggal di tempat penampungan keluarga di kota tersebut pada bulan Januari.

Potret tunawisma yang penuhi jalanan di AS (Foto: USA TODAY NETWORK/Greg Derr/Patriot Ledger)
Pemerintah Massachusetts, memperkirakan akan menghabiskan lebih dari USD1 miliar (sekitar Rp15 triliun) untuk menampung migran pada tahun fiskal ini.
Begitu juga di Chicago, jumlah tunawisma meningkat tiga kali lipat menjadi 18.800 lebih. Angka tersebut sudah mencakup tunawisma yang ada di jalanan maupun tempat penampungan.
Sedangkan di Denver, gelombang baru migran menyebabkan peningkatan sebesar 42 persen populasi tunawisma di kota itu.
| Baca juga: Terjatuh di Kastil, Ratu Margrethe Denmark Dilarikan ke Rumah Sakit
California sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menekan angka tunawisma, bahkan Gubernurnya, Gavin Newsom menekan setiap kota untuk membersihkan tenda-tenda kumuh di pinggir jalan.
Tags:Amerika Serikat California Chicago Denver Gelandangan Massachusetts tunawisma Tunawisma AS