Abidzar Al Ghifari semakin serius dalam menekuni karirnya di dunia seni peran. Tetapi, dia mengaku ada beberapa pertimbangan sebelum mengambil tawaran proyek akting.
Hadir sebagai bintang tamu di acara YouTube ‘Close The Door’ bersama Pras Teguh, putra mendiang ustaz Jefri Al Buchori itu mengaku pada awalnya tidak terlalu nyaman berakting.
“Awalnya enggak (nyaman), tapi lama-lama nyaman setelah syuting film ‘Balada Si Roy’. Mulai ngerasain ternyata jadi aktor itu gini ya,” katanya.
Menurut Abidzar, memerankan suatu karakter membuatnya bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Dia juga bisa mengambil pelajaran baik seandainya mengalami masalah yang sama dengan karakter tersebut.
| Baca Juga : Lagi, Syifa Hadju Tanggapi Rencana Pernikahan dengan El Rumi
Pada dasarnya, pria berusia 23 tahun itu tidak terlalu memilih-milih peran. Tetapi, ada satu hal yang membuatnya akan menolak tawaran akting, yakni jika terdapat adegan-adegan dewasa yang harus dilakoni.
“Enggak milih-milih (peran), apa aja gue ambil, kecuali kalau ada adegan-adegan 18+ atau 21+ itu baru pilih-pilih. Tergantung kalau ada adegan, misalnya adegan ciuman atau apa ya sebisa mungkin jangan,” tuturnya.
Salah satu alasannya adalah karena takut keluarganya akan di hujani hujatan oleh netizen. Terlebih, mereka juga dikenal berasal dari keluarga yang mendalami ilmu agama.
“Nyokap nggak ngebolehin dan ditambah pun kalau gue ambil yang dihujat bukan gue bang, tapi nyokap gue nanti ujung-ujungnya. Kalau nggak nyokap, adik, abang, kakak gue, ya kadang mereka-mereka lagi,” lanjutnya.
| Baca Juga : Rezky Aditya Datangi Kantor Polisi, Singgung Tes DNA
Tak hanya itu, Abidzar Al Ghifari juga khawatir jika adegan dewasa yang dia lakukan di film maupun serial akan menjadi sebuah rekam jejak buruk di masa depan saat sudah berkeluarga.
“Kedepannya malu juga kalau sudah ada anak. Misalnya dia nonton nanti, wah kok bapaknya ciuman sana sini. Track record aja jadinya jelek,” pungkasnya.
Tags:Abidzar Abidzar Al Ghifari Akting Abidzar Film Abidzar Guna-Guna Istri Muda Sekotengs
