Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai merebak lagi di berbagai daerah. Yang membuat prihatin, banyak korban DBD yang tidak tertolong atau meninggal dalam hitungan jam.

Salah satu klip dalam ‘50 turned 60’ karya Jeroen Wolf (Foto: YouTube/ImagineVideoclips)
Yang terjangkit penyakit ini pun dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Masa- lahnya, penyakit DBD ini gejalanya sangat samar, dan tiba-tiba penderita mengalami shock (menurun kesadaran) hingga meninggal.
Data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa sepan- jang tahun 2024 hingga awal 2025, tercatat sebanyak 260.752 kasus DBD dengan angka kematian mencapai 1.466 jiwa. Angka yang fantastis ini tentu tidak bisa dianggap remeh.
| Baca Juga : Manfaat Daun Pepaya untuk DBD, Cara Alami Bantu Pemulihan
Tingginya jumlah pasien DBD dan jumlah pasien meninggal di Indonesia terus meningkat. Sejak 1988, terjadi lagi booming pasien pada 1998, 2008, 2022, dan terakhir 2023.
Menurut dokter spesialis penyakit dalam dr Caesar Givani Sp.PD, DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Semua orang berpotensi terjangkit DBD di rentang usia 5 hingga 44 tahun. Namun bukan berarti di luar rentang usia itu bisa terbebas dari DBD.
| Baca Juga : Kasus DBD Meningkat, Bahan Herbal Ini Ampuh Cegah Demam Berdarah
Gejala khas yang paling umum adalah demam tinggi disertai nyeri pada otot hingga sendi. Pada kasus berat, dapat terjadi perdarahan di kulit atau organ dalam tubuh.
Karena itu, dr Caesar Givani menekankan pentingnya evaluasi yang cermat terhadap pasien. Terutama pemeriksaan NS1 antigen yang dapat mendeteksi DBD pada tahap awal.
| Baca Juga : Lawan DBD, Nyamuk Wolbachia Akan Dilepas Di Jakarta
Tags:DBD Demam Berdarah Dengue dokter spesialis penyakit dalam dr Caesar Givani Sp.PD Gejala Demam Berdarah Kasus DBD