By: Stephine
16 June 2024

Setelah dunia dihantui pandemi COVID-19, apakah akan ada pandemi baru lainnya? Saat ini, flu burung H5N1 telah melumpuhkan populasi hewan liar dan laut. Hal itu diwaspadai para ilmuwan sebagai potensi ancaman besar bagi kesehatan manusia.

Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan kasus pertama H5N1 pada manusia di Australia. Seorang anak berusia dua tahun terpapar virus ini setelah kembali dari India.

Gejala serius seperti demam, batuk, muntah, dan iritabilitas mengharuskan anak menjalani perawatan intensif selama dua setengah minggu.

| Baca Juga: Eye Floaters, Fenomena Bintik-Cacing Melayang di Penglihatan

“Banyak virus beredar saat ini,” ujar Christopher Dye, profesor dan peneliti senior di Universitas Oxford dikutip dari ScienceAlert pada Sabtu (15/06).

“Virus ini terus bermutasi dan menunjukkan perilaku baru yang tak terduga. Influenza selalu menjadi perhatian selama beberapa dekade, namun sekarang kekhawatiran itu semakin meningkat,” lanjutnya.

Tikus: Pembawa Virus yang Mengkhawatirkan

Penelitian di Departemen Pertanian Amerika Serikat menemukan 47 tikus rumahan di sebuah peternakan New Mexico positif H5N1. Diduga, tikus-tikus ini terpapar virus dari meminum susu mentah sapi yang terinfeksi.

“Tikus ada di mana-mana,” ungkap Profesor Monica Gandhi dari Universitas California. “Mereka berdekatan dengan hewan lain dan manusia. Ini sangat mengkhawatirkan,” lanjutnya.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menemukan mutasi pada virus H5N1 yang meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi mamalia. Mutasi ini mempercepat replikasi virus dan menyebabkan penyakit yang lebih parah.

“H5N1 memiliki sifat unggas, bukan manusia,” jelas ahli virologi Richard Webby. “Namun, adaptasi ini bisa saja berubah.”

| Baca Juga: Halangi Gunung Fuji, Apartemen Baru di Tokyo Dirobohkan

Tags:

Leave a Reply