By: Naomi Nilawati
30 December 2022

Stunting masih menjadi masalah di Indonesia. Organisasi Kesehatan Indonesia mensyaratkan ambang stunting di bawah 20 persen. Indonesia dalam hal ini, menurut data Survei Status Gizi Balita berada 24,4% pada tahun 2021. Dengan kata lain, stunting masih menjadi tantangan pemerintah karena target angka prevalensi stunting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional yaitu sebesar 14% di tahun 2024.

Stunting, atau disebut kerdil, merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur, yang disebabkan oleh gizi buruk. Seorang anak dikatakan mengalami stunting apabila tinggi badan dan panjang tubuhnya minus 2 dari standar Multicentre Growth Reference Study atau standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.

Selain itu, Kementerian Kesehatan RI menyebut stunting adalah anak balita dengan nilai z-skor nya kurang dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted).

Stunting bukan masalah sepele, karena dalam kondisi ini berpotensi terjadi gangguan pada proses pematangan neuron otak serta perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada perkembangan kognitif. Anak-anak yang stunting biasanya memiliki tingkat intelegensia rendah yang sulit diperbaiki sehingga menyulitkannya dalam belajar atau meraih prestasi.

|Baca Juga: Ini Tips Agar Anak Berhenti Menghisap Jari

Beragam studi menunjukkan, dengan tingkat intelegensia rendah, saat mencapai usia dewasa, prestasi kerja tidak optimal, kalah bersaing dalam mencari kerja. Anak-anak yang stunting ini juga cenderung mengembangkan sejumlah penyakit degeneratif di usia dewasa/tua, di antaranya hipertensi, jantung, hingga diabetes.

Disampaikan dr. Annisa Nur Aini, Sp.A, dokter spesialis anak Rumah Sakit Brawijaya, guna mencegah stunting, penting memperhatikan asupan gizi sejak sebelum kehamilan. “Jadi sebelum hamil seorang wanita gizinya harus baik. Dengan gizi yang baik, saat menikah dan kemudian hamil, seorang wanita juga akan menjalani kehamilan yang sehat, sehingga meminimalkan peluang memiliki anak stunting,” ujar Annisa dalam diskusi media yang dihelat Momami di Jakarta, baru-baru ini.

Kehamilan sehat memegang peran penting mengingat, 1.000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) seorang anak telah terjadi saat wanita hamil. “Banyak dampak baik dan positif, apabila ibu menjaga nutrisi makanannya sedari hamil, hingga proses menyusui berlangsung. Sebab, stunting pada anak dapat dimulai apabila anak kekurangan nutrisi dari kandungan,” jelas Annisa.

Dokter spesialis anak itu menandaskan, apabila tidak diatasi lebih awal, maka akan terus berpengaruh kepada tumbuh kembang anak setelah kelahiran terjadi. “ Gangguan nutrisi yang mungkin muncul selama 1000 HPK antara lain gizi kurang atau buruk, gizi lebih, dan stunting. orang tua harus bisa memperhatikan tumbuh kembang anak pada masa-masa 1000 hari kehidupan. Pasalnya, ini akan memengaruhi beberapa bagian penting anak, seperti sistem imun, fisik, kognitif, organ metabolik, saluran cerna. Ketika anak sudah mencapai usia 2 tahun, perkembangannya akan menjadi lambat alias tidak secepat sebelumnya. Ketika anak sudah stunting, ini akan mengganggu perkembangan otak dan turunnya fungsi kognitif,” ujarnya.

Oleh sebab itu, gerakan 1000 HPK dimasifkan karena bertujuan cegah stunting dan memutuskan rantai kekurangan gizi para remaja perempuan yang kelak akan menghasilkan generasi baru cerdas dan sehat. “Asupan gizi yang cukup dan stimulasi perkembangan adekuat pada masa itu memengaruhi tumbuh kembang seorang anak yang pada akhirnya akan tumbuh menjadi individu dewasa yang sehat. Karenanya, ibu merupakan kunci utama untuk mencegah terjadinya stunting pada anak-anaknya. Kalau bisa sedari remaja, para wanita telah mengonsumsi banyak nutrisi baik demi bisa melahirkan generasi cerdas di masa mendatang,” pesan Annisa.

Poster Pintar

Penekanan angka stunting di Indonesia, dengan gol nantinya hilang sama sekali, telah diupayakan berbagai pihak, termasuk organisasi non-profit, 1000 Days Fund. Dalam kampanye guna menekan angka stunting, NGO ini mengandalkan poster pintar.

Tags:

Leave a Reply