By: Naomi Nilawati
12 November 2025

NYATA MEDIA — Setelah keberhasilan ‘Jumbo’ yang mencatat sejarah sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa, Visinema Studios kembali menghadirkan kisah baru yang tak kalah hangat dan menyentuh.

Kali ini, mereka membawa ke layar lebar ‘Na Willa’, adaptasi dari buku karya penulis dan musisi Reda Gaudiamo yang telah menjadi bacaan favorit lintas generasi.

Film itu menjadi kolaborasi kedua dari trio kreatif di balik ‘Jumbo’. Ada sutradara sekaligus penulis naskah Ryan Adriandhy, produser Anggia Kharisma, dan Novia Puspa Sari.

Jika ‘Jumbo’ menghadirkan keajaiban animasi keluarga, maka ‘Na Willa’ membawa kehangatan dan imajinasi itu ke dunia nyata lewat format live action.

Film itu mengajak penonton kembali ke Indonesia era 1960-an, sebuah masa yang penuh warna dan nostalgia. Kisahnya diambil dari sudut pandang seorang anak perempuan berusia lima tahun bernama Na Willa, yang diperankan oleh pendatang baru Luise Adreena.

| Baca Juga: Dulu Komika, Kini Ryan Adriandhy Sutradarai Film ‘Jumbo’ yang Viral

Ryan Adriandhy mengaku senang mendapat kepercayaan untuk menggarap proyek tersebut. Karena dia adalah salah satu pembaca novelnya.

“Saya sudah jatuh cinta dengan karakternya sejak pertama kali membaca novelnya yang penuh kejujuran dan kesederhanaan yang luar biasa,” tutur Ryan saat ditemui di wilayah Cikini, Jakarta, pada Rabu (12/11).

Dia juga menyatakan sudah lama ingin menggarap film live-action pertamanya itu. Akhirnya, kesempatan tersebut pun datang.

“Selama bertahun-tahun saya membayangkan bagaimana dunia novel itu bisa hidup di layar, cara pandang seorang anak terhadap dunia, warna-warni 60-an, hingga musiknya,” ungkapnya.

“Saya telah memperjuangkan proyek ini sejak lama, dan akhirnya bisa mewujudkannya bersama Anggia dan Novi serta direstui Ibu Reda Gaudiamo adalah sebuah mimpi yang jadi kenyataan,” lanjutnya.

Restu dari Reda Gaudiamo dan Semangat Merayakan Masa Kecil

Proyek ini dikerjakan dengan restu penuh dari sang penulis novel, Reda Gaudiamo. Dia pun berterima kasih pada semua pihak yang bersedia mewujudkan ‘Na Willa’ dalam bentuk live action.

“Saat tahu bahwa Visinema tertarik untuk memfilmkan novel saya dalam bentuk live action, saya merasa sangat senang, bangga, dan terharu. Saya tahu novel ini berada di tangan yang tepat, tangan-tangan yang mencintai ‘Na Willa’ dan itu terasa kehangatannya,” ujar Reda.

“Terima kasih kepada seluruh teman-teman di Visinema yang sudah memberikan begitu banyak pada proyek ini. Saya berharap film ini menjadi karya yang bisa dinikmati oleh teman-teman kecil maupun besar,” lanjutnya dengan sepenuh hati.

Bagi Visinema, ‘Na Willa’ bukan hanya proyek adaptasi, tetapi juga perayaan nilai-nilai keluarga dan kemanusiaan.

“‘Na Willa’ membawa semangat yang sama seperti Jumbo, tapi dengan pendekatan yang lebih intim dan manusiawi,” ujar Anggia Kharisma, Chief Content Officer Visinema Studios sekaligus produser film tersebut.

Anggia menyebut film tersebut sebagai ruang untuk kembali merayakan kehangatan rumah.

| Baca Juga: Siap Bikin Penonton Menangis, Ini Fakta Menarik Film ‘Sampai Titik Terakhirmu’

Dia pun berharap film baru mereka tidak hanya memberi hiburan. Namun Juga bisa menyentuh hati para penontonnya.

“Visinema percaya bahwa film keluarga bukan hanya hiburan, tapi juga cara untuk menyentuh hati, menumbuhkan empati, dan mengingatkan kita pada makna menjadi manusia,” harapnya.

“Kami ingin mengajak penonton melihat dunia melalui mata anak-anak, sederhana, jujur, dan penuh rasa ingin tahu, sebagai pengingat bahwa cinta selalu menjadi bahasa yang menyatukan semua generasi,” lanjutnya.

Dari Mimpi Sutradara hingga Kasih Mak di ‘Na Willa’

Bagi sutradara Ryan Adriandhy, film itu adalah proyek impian yang telah lama ia dambakan.

Sosok ibu dalam film ini alias Mak, yang diperankan oleh Irma Rihi, menjadi salah satu elemen paling menyentuh.

“Mak selalu mengingatkan saya pada sosok ibu yang cinta kasihnya begitu besar, terasa kuat di luar, namun penuh kelembutan di dalam. Ia menuntun anaknya memahami dunia yang kadang terasa keras dan tidak adil, sambil tetap melindunginya dengan sepenuh kasih. Semoga film ini bisa membawa penonton merasakan kembali hangatnya pelukan seorang ibu,” tutur Irma.

Visinema dan Visi Cerita Keluarga yang Tumbuh Bersama

Bagi produser Novia Puspa Sari, Na Willa adalah proyek yang istimewa karena memadukan kekuatan cerita dengan keindahan visual.

| Baca Juga: Woody dan Buzz Lawan Gadget Canggih Lilypad di ‘Toy Story 5’

“Membangun dunia Surabaya tahun 60-an menjadi tantangan yang seru sekaligus menyenangkan, dari desain set hingga nuansa warna yang penuh karakter. Kami juga membangun kedekatan para pemain agar kehangatan keluarga Na Willa terasa tulus dan hidup di layar,” ungkap Novia.

Film ini rencananya akan tayang pada momen Lebaran tahun depan, sebuah waktu yang tepat untuk menonton bersama keluarga

“Kami berharap semoga ‘Na Willa’ bisa bertemu keluarga Indonesia di momen Lebaran tahun depan dan mungkin, membawa kita semua pada masa kecil yang sederhana dan penuh cinta,” katanya.

‘Na Willa’ merupakan kumpulan kisah jenaka, konyol, dan hangat dari pemeran utamanya yang tinggal di salah satu gang sempit di Surabaya pada tahun 1960-an.

Ceritanya berpusat pada kehidupan tokoh utama bersama dengan Pak dan Mak yang merupkan orangtuanya, Mbok si pengasuh, dan teman-temannya. (*Omi)

Tags:

Leave a Reply