By: Padnya
12 November 2025

| Baca Juga: Tujuh Kali, Jackie Chan Kena Hoaks Meninggal Dunia

”Soalnya ada tiga, nah salah satunya tentang radar. Saya diminta untuk membuat model AI yang bisa memetakan data radar mentah menjadi visualisasi yang bisa dipahami manusia (membedakan background dari objek). Jadi, saya membuat kode AI yang melakukan pemrosesan ini,” paparnya menunjukkan salah satu soal yang harus dia kerjakan.

Keesokan harinya, Matthew kembali berkompetisi. Tugas yang diberikan tetap sama namun tingkat kesulitannya bertambah. Menurutnya, soal di hari kedua dianggap lebih kompleks. Yakni perintah untuk mencocokkan ikon toilet pria/wanita dari gambar buram, membuat klaster data, dan mengidentifikasi hewan kecil dalam gambar.

”Awalnya sih masih aman sebenarnya, tapi pas kompetisi di hari kedua itu saya agak pusing karena soalnya lebih sulit. Apalagi di soal ‘toilet’ pikiran saya langsung nge-stuck. Terus emang soalnya unik, sulitnya itu,” kenangnya sambil tersenyum.

Kendati demikian, usaha tersebut akhirnya membuahkan hasil. Berdasarkan penilaian dewan juri, model AI yang dibuat Matthew dinilai bagus dan akurasinya hampir sempurna, yang akhirnya mengantarkannya meraih medali perak.

| Baca Juga: Woody dan Buzz Lawan Gadget Canggih Lilypad di ‘Toy Story 5’

Melihat perkembangan AI yang cukup pesat, Matthew mengakui AI menawarkan kepraktisan dan memudahkan banyak hal. Namun di sisi lain, dia ikut khawatir keberadaan AI membuat manusia menjadi malas berpikir dan belajar.

”Bisa jadi baik tapi bisa juga jadi hal yang buruk sih. Jadi membuat kita kayak orang malas buat belajar. Malas buat berpikir gitu. Kalau kita udah terbiasa dengan hal-hal praktis, jadi gak peduli proses di balik kenapa kok bisa jadi seperti itu. Maunya langsung terima jadi aja gitu,” tutupnya. (*)

Jangan ketinggalan berita terbaru dan kisah menarik lainnya! Ikuti @Nyata_Media di InstagramTikTok, dan YouTube untuk update tercepat dan konten eksklusif setiap hari.

Tags:

Leave a Reply