By: Naomi Nilawati
11 October 2024

Veny Lie dan muridnya (tengah) yang tampil di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: Dok. Pri)

Veny Lie dan muridnya (tengah) yang tampil di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: Dok. Pri)

Harus Ekstra Sabar, Target Saya Mereka Bisa Mandiri

Dengan metode itulah Veny melatih respon yang diberikan anak-anak ketika mereka mendengar irama piano.

”Untuk mengajar, saya nggak bisa patokin kurikulum A atau B, programnya nggak bisa. Karena tiap ABK yang dateng, karakternya beda-beda. Jadi penerapan ke mereka beda-beda. Ada yang satu kali datang bisa belajar tiga judul langsung dalam setengah jam, ada yang tiga bulan baru bisa satu judul lagu. Tapi target saya, tiga bulan harus selesai satu judul,” katanya.

Tidak hanya ekstra sabar saat mengajar, Veny juga harus menghadapi sikap anak-anak yang memang tidak bisa mengontrol diri.

”Ada yang menjambak temannya, atau saya pernah juga dicekik tanpa sebab. Pernah juga yang kebelet pipis, langsung saja ngompol di situ,” kenangnya.

Seiring berjalannya waktu, Veny mulai memahami karakter murid-muridnya. ”Kalau mengajar, saya nggak pernah pakai parfum beraroma buah-buahan. Karena aroma itu akan mengganggu fokus, terutama pada ABK yang diet makanan. Saya juga nggak bisa pakai baju yang gambarnya polkadot, karena itu juga mengganggu fokusnya. Ada juga yang nggak boleh melihat kipas angin menyala. Jadi itu tergantung karakter anak, dan kita harus mengerti semua. Meski kadang perubahan mood dan perilaku yang secara tiba-tiba tak bisa ditebak,” ungkapnya.

| Baca Juga: Soborno Bari, Anak 12 Tahun Jadi Mahasiswa Termuda di NYU

Tidak Menyerah

Mengajar anak berkebutuhan khusus juga membuat telinganya berdenging karena muridnya terus menerus berteriak.

”Dokter menyarankan menggunakan penyumbat telinga. Saya juga harus meninggikan suara karena harus bersaing dengan suara-suara mereka, hingga pita suara sempat rusak juga. Hingga saya harus istirahat tidak bersuara selama 3 bulan,” tutur Veny yang setiap bulan harus servis pianonya karena jadi sasaran murid-muridnya.

Namun demikian, Veny tidak mau menyerah. Karena ia merasa di balik semua tantangan yang dihadapi, cukup banyak kebahagiaan yang bisa dirasakan.

Terutama ketika ia berhasil membantu anak-anak berkebutuhan khusus itu memiliki perilaku yang lebih tenang dan berhasil bermain piano dengan baik.

”Bahkan ada satu murid saya yang down syndrome memenangkan MURI 5 jam memainkan 22 lagu,” kata ibunda Charlain Alven (21) itu.

Secara pribadi, Veny berharap murid-muridnya bisa diterima dan lebih dipandang. Hingga seringkali ia mengikutkan mereka untuk tampil di acara bakti sosial yang diadakan komunitas atau perusahaan.

”Saya pernah bawa 10 murid tampil di acara bakti sosial yang diadakan Lions Club di Medan. Saya ingin mereka menunjukkan kemampuan mereka di depan banyak orang, hingga mereka tidak lagi dipandang sebelah mata. Dan orangtua mereka bisa lebih percaya diri dan tidak malu dengan keberadaan mereka,” ungkapnya.

| Baca Juga: Nur Fatia Azzahra, Calon Polwan Tunadaksa Pertama di Indonesia

Ikut Konser

Untuk melatih anak-anak didiknya tampil, Veny selalu mengadakan konser tahunan. ”Tiga bulan les, sudah bisa ikut konser. Mau sejelek apapun, kasih mereka tampil. Kalau pas di konser pertama sudah bagus, saya akan bawa ke konser nasional dua tahun sekali,” katanya.

Veny Lie bersama murid-muridnya saat di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: Dok. Pri)

Veny Lie bersama murid-muridnya saat di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: Dok. Pri)

Namun Veny mengakui bila dirinya tidak pernah  mengikutkan murid-muridnya kompetisi. ”Karena kalau lomba itu setiap anak levelnya beda-beda. Apalagi special needs ada yang berat ada yang ringan. Kalau masuk satu kategori, nggak adil. Jadi saya lebih suka mengikutkan mereka ke konser,” katanya.

Meski demikian, Veny juga tidak menutup kemungkinan murid-muridnya berkembang, bahkan bermain di ajang internasional. Untuk konser internasional, Veny juga sering mengajak murid-muridnya. Seperti pada 5 Oktober lalu, ia membawa 11 orang muridnya untuk tampil di konser A Collaboration Melodies & Maestry di Kuala Lumpur Malaysia.

“Konser tersebut disponsori Piano Hailun. Saya senang, karena anak-anak special needs saya bisa tampil di acara internasional,” katanya bangga.

Februari mendatang, Veny juga akan membawa anak-anak didiknya untuk tampil bersama sekolah musik Maestro Platinum di Tanjung Pinang, Riau.

Tags:

Leave a Reply