NYATA MEDIA — Para seniman disabilitas yang tergabung dalam Komunitas Special Needs Artivity (SNA) menggelar berbagai kegiatan di acara ‘Penciptaan Karya Kreatif Inovatif: Tina Sagara Ka Sagala’.
Acara tersebut digelar di Teluk Labuan, Pandeglang, Banten pada 8-10 September 2025. Tujuannya satu, yaitu menyuarakan isu sampah di daerah pesisir.
Tidak hanya pameran, Komunitas SNA juga mengadakan diskusi serta berbagai pertunjukan, termasuk pertunjukan boneka.
Koordinator program, Fahmi abdul Aziz mengatakan, ada alasan khusus mengapa mereka mengadakan acara di Teluk Labuan. Karena daerah tersebut pernah dinobatkan sebagai pantai terkotor oleh Pandawara Group pada 2023.
| Baca Juga: Jennifer Aniston Didampingi Pacar Baru di Acara Premiere ‘The Morning Show New’
Saat itu, Pandawara Group dan ratusan warga berhasil mengumpulkan 1.200 kantong sampah hanya dalam beberapa jam.
“Kami ingin merespons isu itu lewat seni. Bagaimana menjadikan keresahan lingkungan sebagai ekspresi yang bisa menyentuh publik,” ujarnya, dilansir dari salah satu media mainstream, Rabu (10/9/2025).
Di sisi lain, ketua Komunitas SNA, Khairul Hakim menyatakan, pantai tersebut kotor tidak hanya karena penduduk sekitar. Sampah datang dari kota.
“Sebagian besar sampah itu bukan berasal dari warga sekitar, melainkan terbawa arus dari perkotaan. Ini menjadi refleksi bahwa tata kelola sampah di hulu berdampak langsung pada masyarakat pesisir,” jelasnya.
Melihat hal tersebut, Komunitas SNA bersama sejumlah pihak pun melakukan riset sejak akhir 2024. Mereka mencari cara untuk mengubah sampah menjadi karya seni yang bisa dipamerkan.
Sampah-sampah berhasil diolah menjadi menjadi berbagai bentuk boneka dan alat musik. Benda tersebut kemudian dipamerkan di Balai Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPP) Labuan.
| Baca Juga: Fotografi Smartphone: Cara Hasilkan Foto Keren dengan Kamera HP
Tags:Disabilitas Komunitas Pandawara Gorup Seniman Teluk Labuan