NYATA MEDIA — Reruntuhan di halaman Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo akhirnya telah selesai dibersihkan pada Selasa (7/10/2025).
Apel penutupan operasi pencarian dan evakuasi korban runtuhnya musala tersebut dipimpin oleh Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii. Dia memastikan semuanya bersih dan telah aman.
“All clear. Semua titik telah kami periksa dan pastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan. Area dinyatakan aman. Dengan ini, operasi SAR untuk tindakan yang membahayakan manusia resmi ditutup,” ujarnya dalam apel tersebut.
Tercatat 379 personel gabungan dari 65 organisasi terlibat dalam operasi besar tersebut. Jumlahnya bisa jadi lebih banyak karena ada puluhan relawan masyarakat yang ikut membantu.
| Baca Juga: Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Diproses Hukum, Saksi Diperiksa
Semua bekerja dalam ruang manuver yang sempit. Dengan akses jalan yang sulit dilalui alat berat, dan menghadapi struktur bangunan yang nyaris runtuh seluruhnya.
Tentu hal tersebut tidak mudah. Karena tim penyelamat harus berhati-hati mengeluarkan korban agar tidak menimbulkan reruntuhan susulan.
Tidak hanya itu, mereka juga berkejaran dengan waktu. Semua berusaha untuk menyelamatkan korban sebelum waktunya habis.
“Kami berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan korban di hari-hari pertama,” ungkap Kasubdit Pengarahan dan Pengendalian Operasi Basarna, Emy Freezer, ditemui Senin (6/10/2025) malam.
Emy hanya tidur sekitar dua jam per hari sejak bangunan di Ponpes Al Khoziny runtuh pada Senin (29/9/2025). Misi penyelamatan korban itu menjadi salah satu yang paling menantang dalam karirnya.
“Salah satu alasannya karena jumlah korbannya cukup banyak, dan sebagian besar adalah anak-anak,” ujarnya.
Rasa lelah akan langsung terasa jika mereka tidak berhasil menemukan korban dalam waktu 1×24 jam. Maka dari itu penemuan korban, hidup maupun mati, menjadi semangat bagi mereka.
“Kalau tim sebelumnya bisa menemukan lima korban, tim berikutnya jadi terpacu untuk berbuat lebih banyak,” ucap Direktur Operasional Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo.
| Baca Juga: Orangtua Korban Ponpes Al Khoziny: Belum Bisa Memakamkan Anak
Tidak hanya itu, menghadapi wali korban menjadi tantangan tersendiri. Ada waktu di mana mereka mulai tidak sabar. Jika sudah demikian, tim harus sabar menghadapi mereka.
“Kita kehilangan uang Rp50 ribu saja pasti kesal, apalagi kehilangan anak. Wajar kalau mereka bereaksi seperti itu,” ungkap Kepala Kantor SAR Kelas A Surabaya, Nanang Sigit.
Kini, halaman Ponpes Al Khoziny sudah selesai dibersihkan. Namun kisah dan kerja keras tim SAR gabungan yang telah berjuang selama delapan hari akan selalu dikenang.
Jangan ketinggalan berita terhangat lainnya di Tabloid Nyata Cetak! Setiap minggu, kami hadir dengan edisi terbaru yang penuh dengan kisah eksklusif, berita selebriti terkini, dan cerita inspiratif.
Dapatkan Tabloid Nyata Cetak dengan mudah! Klik link di sini untuk pemesanan via marketplace. (*)
Tags:Al Khoziny pondok pesantren Ponpes Sidoarjo
