Dias Kinanthi, adik Andien Aisyah sedang menjadi pembicaraan. Cantik, cerdas dan telah sukses mencapai kariernya sebagai diplomat muda diusianya yang masih 30 tahun. Pemegang gelar Master dari FISIP UI Depok tahun 2016 ini pernah menjadi wakil Indonesia di forum internasional APEC di Bali.
Hijaber cantik yang peduli pada isu-isu kemanusiaan ini juga pernah diutus ke kota Tomsk, Siberia, Rusia dalam misi sosial membantu pendidikan dan anak-anak kurang mampu.
Tapi kesuksesan itu menurut Dias tak ia dapatkan dengan mudah. Terutama di masa perkuliahannya, di mana ia sempat merasa salah jurusan. Dias merasa tidak cocok dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang sudah ia jalani selama empat semester.
“Karena saya suka baca, suka ikutin berita-berita. Saya pengen masuk jurusan sosial. Tapi waktu SMA itu ada tes bakat. Nah, dari tes bakat itu saya condong ke IPA,” terangnya di acara talkshow Vooya #TauApaMaumu, Jumat (31/8) lalu.
Setelah masuk jurusan IPA, sekolah kemudian mendorong Dias untuk masuk fakultas kedokteran di Universitas Indonesia.
“Ayo dong, kamu masuk dong fakultas kedokteran biar sekolah bangga juga, passing grade-nya paling tinggi. Ya udah, dengan berat hati akhirnya masuk,” terang Dias.

Ia merasa tertarik dengan bahasa dan filsafat Jerman, sehingga nekat memutuskan untuk pindah menjadi mahasiswi Sastra Jerman UI. Ia pun berani mempertanggungjawabkan keputusannya, dengan mengatakan kepada orangtuanya kalau ia yang membiayai kuliahnya sendiri.
“Aku jadi tutor Bahasa Jerman di Tanjung Priok, dan menjadi editor di Jakarta Timur. Jadi tiap hari Jakarta Utara-Jakarta Timur-Depok. Tapi karena saya suka jalaninnya, itu nggak kerasa capek,” papar Dias.
Setelah lulus dari Sastra Jerman, Dias meneruskan kuliahnya di FISIP UI untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat. Namun bekerja sesuai kesukaan dan keinginan boleh dibilang merupakan ‘barang mewah’. Tak semua orang bisa melakukan seperti yang dialami Dias.
Setelah melewati banyak perjuangan, kini Dias sukses menjadi diplomat bidang multilateral di Jenewa, Swiss. Tugasnya menangani beberapa badan PBB di antaranya WHO, ILO dan UNESCO. Dari perjalanan hidupnya ini, Dias membuat sebuah kesimpulan.
“Kalau Tuhan tutup satu jalan untuk kita. Kita tuh sebenarnya bukan ditutup, tapi diarahkan ke jalan yang lebih baik,” paparnya.
Tags:Andien Aisyah