By: Nadhirul
29 July 2019

“Kami selalu bermimpi dan mencoba, melihat cahaya di tengah kegelapan, mendengar nada di tengah kesunyian, mencari kesempurnaan di tengah kekurangan.”

Guyuran semangat itulah yang diberikan oleh tim China Disabled People’s Performing Artoupe (CDPPAT) kepada ribuan penonton dalam pembukaan pagelaran ‘My Dream’, Sabtu (27/7). Pertunjukan amal yang digagas oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan DAAI TV ini diselenggarakan di Convention Hall Grand City.

“Hampir 2000 orang hadir dalam pagelaran ini. 1600 donasi undangan, 200 difabel. Yang hadir dari berbagai daerah tak hanya Surabaya, ada yang dari Semarang sampai Papua,” kata Person In Charge (PIC) Ticketing, Ida Sabrina.

pagelaran-my-dream-4
Pertunjukan puisi isyarat tangan. Foto: Adie Wiratmo/Nyata

Sebanyak 40 orang artis berhasil membuat para penonton terpukau. Tak jarang, mereka menutup mulut dan menggeleng-gelengkan kepalanya saking kagumnya dengan aksi para penampil. 

Misal saja ketika penampilan tarian berjudul ‘The Other Shore ‘. Sembilan orang laki-laki mulai menggoyangkan badannya ke kanan dan kiri, diiringi musik balada yang menyayat hati. Tarian ini menceritakan tentang keteguhan para disabilitas dalam mengejar impian.

Tarian The Other Shore. Foto: Adie Wiratmo/Nyata

Penonton tak kalah antusias, ketika disuguhi tarian ‘Burung Putih’. Bagaimana tidak? Sejumlah penari bergerak dengan eloknya layaknya sekawanan burung.

Bukan hanya tarian, pertunjukan musik yang dibawakan pun tidak kalah mengundak decak kagum. Misalnya saja pertunjukan seruling yang dibawakan Tan Wei Hang.

Laki-laki tuna netra itu meniup serulingnya dengan begitu percaya diri. Membawakan musik bernada ceria, Lagu Baru Si Penggembala, Wei Hang seakan membuat penonton menikmati waktunya di tengah padang rumput nan luas di hari yang cerah.

pagelaran-my-dream-3
Tarian Sampek Engtay-Romeo Juliet Tiongkok. Foto: Adie Wiratmo/Nyata

Kemampuan hebat tersebut membuat mereka sudah dikenal di berbagai negara. Bahkan, tim yang terdiri dari penyandang tunanetra, tunarungu  tunawicara dan keterbatasan fisik ini dinobatkan PBB sebagai seniman perdamaian UNESCO. Hebat sekali bukan?

Tags:

Leave a Reply