By: Nadiah Sekar Ayuni
7 August 2025

Blake Lively kembali mengambil langkah baru dalam melawan Justin Baldoni atas dugaan kasus pelecehan. Kali ini, wanita 37 tahun itu menyeret nama blogger terkenal, Perez Hilton.

Blake menuduh Justin Baldoni menyewa Perez untuk membuat konten untuk merusak reputasinya. Tim hukumnya telah menemukan ratusan bukti yang terdiri dari video dan tulisan.

“Sejak Agustus 2024, Tuan Hilton telah mengunggah sekitar 500 video, 400 tulisan, dan ratusan komentar tentang klien kami di seluruh media sosialnya, termasuk beberapa halaman blog yang dibuat khusus untuk merendahkan Nyonya Lively,” ujar kuasa hukum Blake, Esra Hudson, dilansir dari Page Six, Rabu (6/8/2025).

Esra menerangkan, ratusan konten Perez dibuat tanpa konfirmasi langsung dari kliennya. Isinya pun patut dipertanyakan.

| Baca Juga: Gugatan Justin Baldoni Senilai Rp6 T Terhadap Blake Lively Ditolak

“Sebagian besar dari konten buatannya tentang merendahkan klien kami dan diunggah tanpa konfirmasi dari Nyonya Lively atau orang terdekatnya. Isinya kebanyakan berupa pesan yang diulang-ulang yang kami duga dibuat orang lain,” jelasnya.

Salah satu unggahan perez Hilton (Foto: Instagram/theperezhilton)

Salah satu unggahan perez Hilton (Foto: Instagram/theperezhilton)

Atas dugaan tersebut, pihak istri Ryan Reynolds itu telah melakukan pemanggilan (subpoena) terhadap Perez Hilton. Mereka telah mengajukannya ke Pengadilan Distrik Selatan New York pada Selasa (5/8/2025).

Diketahui, Blake Lively menggugat Justin Baldoni atas dugaan kasus pelecehan saat mereka terlibat dalam proyek film ‘It Ends with Us’ (2024). Kasus tersebut masih berjalan. Sidang dijadwalkan pada Maret 2026 mendatang.

Sementara itu, seorang konten kreator bernama Lauren Neidigh mengaku mendapat intimidasi dari pihak pemeran serial ‘Gossip Girl’ itu.

| Baca Juga: Merasa Diintimidasi, YouTuber ini Minta Perlindungan Terhadap Blake Lively

“Mereka meminta kesaksian pada konten kreator yang memberi komentar negatif tentang Blake Lively atas kasusnya dengan Justin Baldoni. Itu permintaan yang disertai dengan ancaman, pelecehan, dan dengan sengaja membungkam kebebasan bersuara,” ujarnya, dilansir dari US Weekly.

Tags:

Leave a Reply