By: Dewi
13 May 2018

Ada pemandangan yang tak biasa bagi Frances Caitlin Tirtaguna, ketika melihat Ondel-ondel menari-nari sambil meminta uang. Di benak anak berusia 15 tahun ini, Ondel-ondel merupakan simbol kebudayaan Betawi. ”Tapi mengapa, kok minta-minta uang,” bisik Frances dalam hatinya.

Apa yang dilihat siswi kelas 10 Binus School Simprug, Jakarta Selatan ini, rupanya jadi bahan pikiran. Apalagi ondel-ondel yang dilihatnya di tengah kemacetan itu, terlihat lusuh sekali.

”Ini yang buat aku penasaran dan ingin tahu lebih, tentang sejarah ondel-ondel itu seperti apa. Makanya di sini aku melakukan riset ke kampung Betawi di Setu Babakan untuk mencari informasi,” jelas Frances saat launching buku Ondel Ondel Galau di Binus School Simprug, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Baca juga : 14 Aturan Fashion Kerajaan Inggris yang Jarang Diketahui

Di hadapan para tamu undangan, media dan teman-temannya, Frances menceritakan keresahannya.

”Aku bertemu dengan budayawan Betawi. Namanya Bang Indra, beliau berbagi infromasi tentang sejarah Betawi khususnya ondel-ondel,” kenang Frances yang saat itu melakukan riset selama satu bulan.

 

Baca juga : Merdu dan Menyentuh, Konser Children of Lights 3 Pukau Penonton

Putri bungsu dari dua bersaudara pasangan Lukman Tirtaguna dan Djohariah Sastradiharja ini, mengaku takjub pada budaya Betawi. Segenap pikirannya ingin menuliskan dalam sebuah karya tulis.

”Ternyata setelah mendengar cerita Bang Indra, ternyata kebudayaan Betawi ini sangat kaya sekali. Apalagi kulinernya seperti, kerak telor, kue rangi, soto Betawi, roti buaya, nasi uduk dan masih banyak lagi. Aku suka sekali,” seru Frances.

Buku Ondel Ondel Galau karya Frances ini, akhirnya selesai dikerjakan selama beberapa bulan saja. Sebelumnya, Frances pernah mengeluarkan buku berjudul Lost in Bali tahun 2014 lalu.

Tags:

Leave a Reply