NYATA MEDIA — Pandji Pragiwaksono belakangan menuai kecaman dari masyarakat Toraja, suku di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan. Hal itu disebabkan lelucon yang ia lontarkan dalam pertunjukan stand up comedy 12 tahun silam.
Dalam potongan video yang beredar di media sosial, Pandji membawakan materi yang menyinggung tradisi pemakaman adat Toraja, Rambu Solo, dalam tur ‘Mesakke Bangsaku’ pada 2013.
Saat itu, komika 46 tahun tersebut menyoroti tingginya biaya pelaksanaan upacara Rambu Solo. Akibatnya, banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar ritual pemakaman tersebut.
“Di Toraja, kalau ada keluarga yang meninggal, makamin-nya pakai pesta yang mahal banget. Bahkan banyak orang Toraja yang jatuh miskin habis bikin pesta untuk pemakaman keluarganya,” ujar Pandji.
| Baca Juga : Pandji Pragiwaksono Pernah Alami Sleep Apnea, Begini Gejala dan Pengobatannya
“Banyak yang nggak punya duit untuk makamin, akhirnya jenazahnya dibiarin aja gitu… Jenazahnya ditaruh aja di ruang TV… Nonton apa pun di TV berasa horor,” lanjutnya.
Lelucon itu menuai protes karena dinilai tidak menghormati nilai budaya dan kepercayaan setempat. Pernyataannya itu bahkan berujung laporan polisi.
Meski lelucon tersebut terjadi 12 tahun silamm, Aliansi Pemuda Toraja melaporkan Pandji ke Bareskrim Polri atas dugaan penghinaan budaya pada Senin (3/11/2025).
Menanggapi kecaman itu, komika yang dikenal kritis terhadap kebijakan pemerintah itu akhirnya buka suara.
Pandji Pragiwaksono mengaku menerima banyak protes dan kemarahan dari masyarakat Toraja dalam beberapa hari terakhir terkait materi lawakan yang dinilai menyinggung budaya Toraja.
| Baca Juga : Terinspirasi Mobile Legends, Ikram Abidzar Rilis Single ‘Ratu Land of Dawn’
Ia menyebut telah membaca dan menampung seluruh kritik serta surat keberatan yang diterimanya.
Tags:Pandji Pragiwaksono Rambu Solo Stand Up Comedy Toraja
