Longsor di tambang batu Gunung Kuda, Cirebon, Jawa Barat pada 30 Mei 2025 lalu menelan korban jiwa. Ada sekitar 21 orang tewas karena tragedi tersebut. Beberapa di antaranya meninggalkan anak yang masih berusia sekolah.
Sanadi, Berjuang agar Anak Bisa Berkuliah

Sanadi dan anak serta istrinya (Foto: Nyata/Yanuarika)
Salah satu korban tewas itu adalah Sanadi. Diceritakan anaknya, Firman, mendiang ingin merubah nasib keluarga lewat anaknya.
“Bapak berkali-kali ngomong ke saya, kalau saya harus sekolah setinggi-tingginya. Jangan sampai kayak bapak, sulit cari duit,” ujarnya pada Nyata di rumahnya di Desa Cikeusal, Kec. Gempol, Kab, Cirebon, Minggu (1/6).
Dia pertama kali mendengar kabar longsor tersebut dari tetangganya. Dia kaget dan langsung menghubungi ponsel ayahnya, tapi tidak berhasil.
| Baca Juga: Longsor Tambang Batu Gunung Kuda Cirebon, 13 Orang Tewas
Firman pun nekat pergi ke tambang tersebut dengan motor. Sesampainya di sana, dia menanyai semua petugas yang ada.
“Semua saya tanya, ada data bapak saya nggak. Polisi dan petugas membantu, ditanya nama bapak segala macam. Tapi tidak ada jawaban pasti,” ungkapnya.
Firman berusaha mencari ayahnya meski saat itu belum sempat sarapan. Menjelang sore, dia diminta pulang oleh ibunya, Nunik. Baru keesokan harinya, jenazah Sunadi ditemukan.
Setelah kejadian tersebut, Firman akan lebih fokus mencari kerja. Dia tidak berani mengambil resiko untuk berkuliah seperti harapan ayahnya.
“Saya pikir panjang, kalau saya paksakan kuliah, ke depannya pasti akan sulit. DAripada putus tengah jalan, lebih baik saya cari kerja,” ujarnya.
Tags:Gunung Kuda korban longsor Korban Longsor Cirebon Longsor Cirebon longsor Gunung Kuda longsor tambang batu tambang batu Gunung Kuda