By: Heni
17 March 2020

Pemeriksaan
itu dilakukan menggunakan sinar rontgen untuk melihat kondisi rahim dan daerah
sekitarnya. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan pada perempuan yang bermasalah
dengan infertilitas atau keguguran berulang.

Diceritakan
Sara, sebelum disinar, dokter akan memasukkan cairan ke dalam vagina. Mendengar
penjelasan itu, dia pun bertanya apakah proses itu menyakitkan atau tidak. ”Dokter
mengatakan, nggak, nggak papa,” kenang Sara.

Usai
menjalani proses itu, Sara menangis sejadi-jadinya di mobil. Demian yang
melihat istrinya menangis seperti itu tentu saja kebingungan, ”Karena kan aku tidak pernah nangis kayak gitu
selama nikah,” ungkap Sara.

Foto: IG DEMIAN

Sara
mengungkapkan bahwa dirinya sudah tidak kuat menjalani program kehamilan. Sejak
itu, Sara dan Demian pun memutuskan untuk berhenti dulu. ”Kan yang menjalani proses, mulai hidrotubasi hingga HSG Sara. Kalau
dia merasa nggak nyaman, ya gue harus mengikuti apa pun pilihan dia.
Toh, kami melakukan itu untuk
bareng-bareng,” ujarnya.

Waktu
melihat Sara menangis, Demian mengaku keterlaluan bila dirinya memaksakan
kehendak untuk punya anak. ”Kalau seperti itu, berarti gue egois,” tandasnya.

Akhirnya
Demian dan Sara memutuskan untuk santai dulu. Sekarang, Sara mengaku pasrah dan
ikhlas. Dalam doanya, dia selalu mengungkapkan,”Tuhan, Engkau tahu yang terbaik
buat aku. Aku ikhlas. Kalau memang Tuhan kasih, alhamdulillah aku senang
banget. Tapi kalau memang belum dikasih, ya nggak papa. Mungkin harus ada yang
aku lakukan dulu.”

”Jadi,
aku sekarang benar-benar pasrah. Gusti Allah tahu yang terbaik untuk aku,”
imbuh perempuan yang pernah ditawari endorse untuk menjalani program bayi
tabung itu. (*)

Tags:

Leave a Reply