Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) masih menjadi penyebab kematian utama di dunia. Hal itu dipicu oleh banyak faktor, seperti perilaku gaya hidup masyarakat yang tidak sehat.
Saat ini, serangan jantung tidak hanya menghantui kelompok usia tua, tapi juga menjadi ancaman kalangan anak muda. Sebab sudah banyak kasus penyakit jantung yang ditemukan pada usia 20-an.
Dokter RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Johan Winata, Sp. J. P, Subsp. K. I (K), FIHA, mengungkap kematian dini dan penurunan kualitas hidup menjadi konsekuensi serius bagi mereka yang menderita penyakit jantung koroner di usia muda.
Penderita mengalami keterbatasan aktivitas fisik dan berisiko tinggi terkena komplikasi serius lainnya.
“Penyakit ini juga berdampak pada kesehatan mental dan meningkatkan beban finansial keluarga. Oleh karena itu, langkah pencegahan seperti gaya hidup sehat, mengelola faktor risiko, dan pemeriksaan kesehatan rutin sangatlah penting untuk deteksi dini dan pencegahan risiko penyakit jantung koroner,” ujar Johan di acara temu media, baru-baru ini.
| Baca Juga: Kondisi Terbaru Donny Kesuma Usai Alami Serangan Jantung
Kesadaran akan pentingnya deteksi dini pada usia produktif melalui pemeriksaan kesehatan rutin perlu ditingkatkan. Deteksi dini membantu mencegah penyakit berkembang dan komplikasi serius.
“Deteksi dini bertujuan untuk mencegah penyakit. Jika sudah muncul gejala, itu artinya penyakit sudah ada,” ungkap Johan.
Waspadai Risiko Penyakit Jantung
Bicara tentang serangan jantung, Johan mengungkap secara umum sekitar 70 persen ditandai gejala nyeri dada bagian tengah, baik pria dan wanita.
“Kualitasnya yang beda. Ada yang merasa seperti ditusuk, sensasi terbakar atau ditindih beban berat. Nah, yang 30 persen lagi bisa tidak sama pada tiap orang. Ada yang sakit di ulu hati menjalar di bagian leher, sakit punggung hingga lengan kiri,” ujarnya.
Menurutnya, yang menjadi masalah adalah gejala awal. “Gejala awal serangan jantung biasanya muncul saat aktivitas. Umumnya banyak orang Indonesia aktivitasnya sedikit atau kurang. Jadi bagaimana mau tahu ada gejala? Ini bukan berarti serangan jantung nggak ada gejala, karena aktivitasnya saja yang kurang makanya gejala tidak muncul. Saat muncul gejala biasanya penyakitnya sudah berat,” jelas Johan.
Lebih lanjut Johan mengungkapkan bahwa serangan jantung tidak datang dengan tiba-tiba. “Orang serangan jantung itu ada pencetusnya, tidak tiba-tiba. Paling sering tekanan darah tinggi. Pemicu tekanan darah tinggi di antaranya konsumsi banyak garam. Selain itu, kadar gula darah sangat tinggi atau sangat rendah juga bisa memicu serangan jantung. Orang tidur dengan sleep apnea rentan mengalami serangan jantung,” ungkapnya.
| Baca Juga: Arnold Schwarzenegger Beberkan Momen saat Dirinya Ketahuan Selingkuh: Jantung Rasanya Berhenti!
Yang perlu diperhatikan, serangan jantung memiliki waktu krusial (golden period) untuk diselamatkan sejak gejalanya datang. “Sejak awal serangan dalam 120 menit harus diberikan pertolongan medis. Sumbatan harus dihilangkan agar kembali lancar,” kata Johan.
Tags:bahaya serangan jantung Penyakit Jantung risiko penyakit jantung Serangan Jantung serangan jantung usia muda Waspada serangan jantung