Aktris senior Christine Hakim ramai diperbincangkan netizen setelah penampilan mengejutkannya di serial milik HBO, ‘The Last of Us’. Terungkap bila wanita 66 tahun itu berperan sebagai Ratna Dewi, seorang ilmuwan muncul pada episode dua, berjudul ‘Infected’. Mengingat serial ini telah ditunggu banyak orang dari seluruh dunia, tentu saja bagi Christine ini merupakan tantangan yang tak mudah. Pasalnya proses syuting serial ini diketahui berdurasi panjang dan mengharuskannya menetap di Kanada selama pandemi berlangsung.
Bintang ‘Perempuan Tanah Jahanam’ itu mengungkapkan bila sempat terbersit dipikirannya rasa bimbang, lantaran tak bisa tinggalkan keluarga di tengah pandemi.
“Jadi, harus pergi sendiri dalam kondisi pandemi, meninggalkan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga juga. Wah, pertimbangan yang harus dipikirkan matang-matang,” ungkap Christine Hakim, Jumat (3/1) lalu.
Tanggung jawab dalam berakting di serial ini juga tak main-main. Christine, membawa nama Indonesia untuk tampil dalam serial ‘The Last of Us’ itu sendiri. Sebab pada episode dua, kehadirannya muncul untuk series itu, bercerita tentang awal mula jamur Cordyceps di Indonesia. Jamur Cordyceps sendiri diceritakan merupakan jamur yang menginfeksi manusia hingga mengubah mereka menjadi zombie.
|Baca Juga: Menyedihkan! Christine Hakim Ternyata Ibu yang Kesepian

Pada saat proses syuting berlangsung, Christine sempat mempertanyakan pemilihan Indonesia sebagai tempat pertama yang menyebarkan jamur Cordyceps. Ia pun kemudian menanyakan hal ini langsung kepada sang sutradara, yaitu Neil Druckmann. Sang sutradara menyatakan jika pemilihan Indonesia sebagai tempat pertama menyebarnya jamur Cordyceps karena ia ingin sesuatu yang berbeda. Namun menurut pendapat Christine sendiri, ini dikarenakan Indonesia mulai dilirik dunia. Bukan hanya karena sektor pariwisatanya yang memukau, tapi juga karena berhasil mengatasi situasi sulit akibat pandemi.
Walaupun Indonesia terpilih menjadi akar dari cerita ‘The Last of Us’, namun film tersebut ternyata tidak syuting di Tanah Air, melainkan di Kanada. Hal itu dikarenakan sulitnya perizinan untuk melangsungkan syuting di Jakarta saat pandemi. Christine Hakim pun mengamini tentang hal itu.
“Jangankan film dari luar, film kita saja sulit, terbatas,” ungkapnya kala itu.
Hal lain yang menarik perhatian netizen adalah adegan dimana sang aktris menitikkan air mata saat berdialog dengan Yayu Unru, lawan mainnya pada serial ‘The Last of Us’. Dirinya mengungkapkan jika air mata yang ia teteskan saat adegan pengeboman infeksi otak yang disebabkan jamur Cordyceps tersebut adalah asli. Air mata itu tak dibuat-buat, melainkan perasaan asli milik Christine yang tengah rindu pada keluarganya.
“Intinya, itu betul-betul saya rasakan. Bukan karena konsentrasi untuk bisa menangis. Tapi, saya menangis itu karena saya merasakan betul, saya memang pengen bisa cepat kumpul, (dengan keluarga),” imbuhnya.
|Baca Juga: Awards Pertama di Kala Pandemi, Ini Daftar Lengkap Pemenang IMA 2020
Tags:Christine Hakim The Last of Us