Gelaran Jakarta Fashion Trend untuk yang keempat kalinya diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Chapter. Acara tersebut digelar pada tanggal 11-12 Januari 202 di Soehanna Hall, The Energy Building, SCBD Kav 52-52, Jl. Sudirman Jakarta. Kali ini Jakarta Fashion Trend menampilkan koleksi dari 80 desainer Tanah Air.
Taruna K Kusmayadi, Member of Advisor Board IFC, mengatakan bahwa acara tahunan Jakarta Fashion Trend (JFT) berbeda dari tahun sebelumnya. Karena pada 2023 ini jamu hadir ikut serta dalam pagelaran fashion tahunan ini.
Mengusung konsep penta-helix atau multipihak, JFT 2023 yang digelar oleh Indonesia Fashion Chamber Jakarta Chapter menggandeng pelaku industri kosmetik dan jamu dari Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK). Kerja sama kolaboratif yang mutlak diperlukan untuk sama-sama memulihkan diri dan menghasilkan sinergi baru antara fashion, kosmetik, serta jamu di dunia mode ibu kota dan Indonesia.
Maka itu, Fashbyte menjadi tema JFT 2023 yang menjadi sinergi antara fashion, beauty, dan nature. Kolaborasi ini bertujuan untuk memperlihatkan perkembangan tren fashion dan kosmetik serta budaya urban Jakarta ke ranah publik.
“Semua event itu harus ada bedanya dengan yang lain. Dan Jakarta Fashion Trend melibatkan kosmetik dan jamu dalam fashion shownya. Ini menjadi goalsnya Jakarta Fashion Trend by IFC di aktivitasnya,” ungkap Taruna K Kusmayadi, di Soehanna Hall, Energy Building, Jakarta pada Rabu (11/1).
|Baca Juga: Soerabaia Fashion Trend Tampilkan Gaya Retro Kekinian yang Stylish Abis


Ia mengungkapkan alasan pemilihan jamu tradisional ikut dalam gelaran fashion tahunan kali ini. “Jamu itu pertimbangannya health care and skincare. Hal ini bisa membuka mata masyarakat bahwa jamu bisa untuk obat mata, obat panas, dan bisa untuk kulit juga,” katanya.
Hannie Hananto, Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta Chapter, mengatakan, “Jakarta Fashion Trend kali ini memberikan gambaran upaya kreatif para pelaku fesyen bekerjasama dengan pelaku industri kosmetik dan jamu dari Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetika Indonesia (PPAK). Kerjasama kolaboratif ini perlu untuk memajukan industri bersama.”
Menurut Hanie, perhelatan tersebut digelar sebab pihaknya percaya bahwa kerja sama kolaboratif sangat diperlukan untuk memajukan industri bersama yang sebelumnya terdampak pandemi COVID-19.
“Usai bencana kemanusiaan Covid-19 tentu pelaku maupun komunitas fashion dan kosmetik musti memulihkan diri dari dampak dan berlari bersama menghasilkan sinergi baru antara fesyen, kosmetik, serta jamu yang membuat semangat baru dunia fesyen di Indonesia,” katanya.
Tags:Indonesian Fashion Chamber Jakarta Fashion Trend 2023