Vinyl atau piringan hitam memang identik dengan musik-musik lama. Tetapi tahukah kamu bila dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, nilai penjualan vinyl menjadi cukup tinggi. Pemicu kebangkitan vinyl tentunya dilandasi oleh para penikmat musik yang ingin mencari experience bermusik yang berbeda.

Lantas bagaimana jika musik vinyl menjadi konsep utama untuk tempat nongkrong atau cafe? Nah! Pengalaman ini yang akan kamu temukan saat mengunjungi The Vinyl Chick cafe. Tempat makan yang beralamat di Jl. Gayungsari I No.79, Gayungan, Surabaya ini menyajikan pengalaman yang unik dan fresh untuk para pengunjung. Memiliki ide untuk menggabungkan musik vinyl dengan kuliner ternyata menjadi seusuatu yang sangat menarik.

Saat ditemui Nyata pada Kamis (12/1) lalu, Co-Owner bernama Aquila Ajeng Mawarni mengaku bila ia membuka The Vinyl Chick karena suka nongkrong ke tempat-tempat yang berbau musik. Kebetulan, perempuan yang pernah tinggal di Australia itu memilki koleksi vinyl yang cukup banyak. Sehingga ada keinginan dalam benaknya untuk mengenalkan musik analog kepada khalayak umum. Tidak sendirian, ia ditemani oleh partnernya yang sama-sama memilki ketertarikan pada musik vinyl.

“Musik-musik yang menjadi koleksi kita ini, terus kita buat dalam wadah sebuah cafe,” kata Aquila kepada Nyata.

Melihat vinyl yang kini kembali eksis dikalangan milenial, Aquila dan rekannya akhirnya membuka The Vinyl Chick pada Oktober 2022 lalu. Sudah berjalan selama tiga bulan, The Vinyl Chick makin populer di Surabaya. Pelanggan akan merasakan pengalaman yang seru saat mengunjungi cafe ini.

|Baca Juga: Bingung Isi Akhir Pekanmu? Yuk Coba Pottery Class yang Seru

1. Mengenal musik Vinyl

Koleksi piringan hitam di The Vinyl Chick Cafe. Foto: Dok. Instagram @thevinylchick_

Di Surabaya sendiri cafe yang fokus memakai konsep vinyl masih sangat jarang untuk ditemui. Oleh sebab itu Aquila dan rekannya bertekad untuk membuka bisnis yang menjanjikan ini. Bila di cafe lain hiburan yang kerap ditampilkan adalah live music, di The Vinyl Chick justru menyetel musik dengan turntable piringan hitam. Jadi pengunjung full akan mendengarkan musik analog dan sama sekali tidak ada musik digital.

“Menurut saya, banyak komponen dalam vinyl itu yang gak akan kamu dapetin di dalam digital platform,” jelas wanita 27 tahun itu.

Bagi kamu yang tidak terlalu tahu soal musik analog jangan khawatir, karena cafe ini mengusung tagline “You Don’t Have To Be an Audiophile To Be Here”. Yang artinya, kamu tidak harus mengerti tentang musik dan alat berkualitas tinggi, karena di The Vinyl Chick kamu akan diajari dan belajar langsung untuk lebih mendalami musik vinyl. “Tujuan kami membuka ini agar orang banyak mengenal tentang dunia analog, namun memang kami kemas sebaik dan semodern mungkin,” imbuh Aquilla.

Nah pengalaman unik lainnya saat mengunjungi The Vinyl Chick adalah kamu bisa bebas request lagu yang kamu suka. Tak usah ragu untuk merequestnya karena mereka memiliki lebih dari 400 koleksi piringan hitam dengan berbagai genre musik. Caranya pun cukup mudah, kamu hanya perlu mengscan barcode yang ada di dinding cafe untuk melihat vinyl list mereka, bila kamu sudah memutuskan lagu yang kamu suka, maka barista dengan senang hati akan menyetelkannya untukmu.

Tags:

Leave a Reply